Bisnis.com, JAKARTA -- Semua penggemar keluarga kerajaan yang akan datang ke Kastil Windsor untuk melihat pernikahan Pangeran Harry dan Meghan Markle harus bersiap melewati proses keamanan yang ketat.
Dilansir dari Reuters, Kamis (17/5/2018), hal tersebut disampaikan Komandan Polisi Windsor. Diperkirakan akan ada lebih dari 100.000 orang yang hadir di Windsor untuk melihat pernikahan Harry-Meghan pada Sabtu (19/5).
Saat ini, Inggris berada pada tingkat ancaman tertinggi kedua, yang berarti serangan oleh militan dianggap sangat mungkin terjadi. Tahun lalu, ada empat serangan mematikan oleh teroris yang merenggut 36 nyawa.
“Tidak ada ancaman khusus untuk acara ini. Tidak ada intelijen yang mengatakan bahwa acara ini menjadi target [serangan],” kata Inspektur Jim Weems, komandan taktis untuk pernikahan Harry-Meghan.
Dia melanjutkan sistem keamanan yang ketat pasti dapat dimaklumi banyak orang. Pasalnya, kerawanan terjadinya aksi kejahatan tidak hanya dirasakan di Inggris tapi juga di Eropa dan belahan dunia lainnya.
Weems menyatakan ini hanya prosedur keamanan yang dilakukan agar para petugas kepolisian dapat melindungi semua orang pada hari pernikahan tersebut.
Kepolisian Inggris mengerahkan 5.000 personel saat pernikahan Pangeran William dan Kate Middleton digelar pada 2011. Namun, dia menolak untuk memberi tahu akan ada berapa banyak personel kepolisian yang ditugaskan pada pernikahan Harry dan Meghan.
Namun, Weems mengungkapkan operasi keamanan terbesar akan berfokus di Thames Ballet. Jalan-jalan di seluruh kota juga akan ditutup dan polisi bersenjata serta anjing pelacak bakal berpatroli.
Para pengunjung yang ingin melihat pernikahan Harry-Meghan harus melewati pemeriksaan polisi sebelum bisa mengambil posisi ke dekat Kastil Windsor untuk melihat pasangan tersebut berkeliling dengan kereta kuda.
Bahkan saat pernikahan Pangeran William, Weems menuturkan pihak kepolisian harus berurusan dan melakukan negosiasi dengan 18 demonstran yang akan melakukan unjuk rasa.
"Kita harus mengingatkan diri sendiri dan publik bahwa ini adalah momen pernikahan. Pernikahan di mana pasangan kerajaan ingin publik untuk ikut terlibat. Jadi pada intinya, ini bukan tentang polisi dan operasi keamanan," tukasnya.