Bisnis.com, JAKARTA - Kegiatan berolahraga, khususnya yang sering terjadi benturan, sering menimbulkan cedera otot dan sendi bagi para pelakunya.
Sering kita lihat olahragawan, seperti pesepakbola, mengerang kesakitan di lapangan, karena mengalami cedera akibat benturan atau pelanggaran. Bahkan tidak sedikit yang terpaksa mengakhiri karir olahraganya akibat persoalan ini.
Dokter Spesialis Bedah Ortopedi Konsultan Foot & Ankle, dr. Dimas R. Boedijono, Sp. OT (K) yang berpraktik di RS Pondok Indah – Bintaro Jaya menjelaskan bagaimana dunia medis menangani masalah ini.
"Pemeriksaan MRI dan CT Scan merupakan tindakan non-invasive untuk mengetahui kondisi ligamen pergelangan kaki pasien dan melihat apakah ada cedera lainnya yang tidak terlihat saat menggunakan modalitas radiologi konvensional seperti X-ray," paparnya, Rabu (23/5/2018).
Pencitraan yang lebih baik akan dapat membantu untuk menentukan apakah memerlukan tindakan pembedahan atau cukup dengan tindakan konservatif seperti fisioterapi.
Pemeriksaan MRI, kata dia, dilakukan apabila dicurigai terjadi cedera pada sendi, otot, ligamen, atau tendon untuk mendapatkan pencitraan anatomi jaringan lunak dalam tubuh dengan lebih jelas. Pemeriksaan ini dapat memberikan informasi rinci dan membantu dokter dalam menilai kondisi yang berhubungan dengan gejala, kondisi, atau cedera tertentu.
Sementara pemeriksaan CT Scan dilakukan apabila dicurigai adanya cedera pada tulang. Kemampuan CT Scan dalam mengambil gambar dari berbagai sudut. Termasuk gambar kondisi patah tulang yang terjadi, membantu dokter untuk mendapatkan pencitraan dengan jelas sehingga penanganan dapat diberikan lebih cepat dan tepat.
Tindakan arthroscopy merupakan salah satu metode diagnosa dan penanganan minimal invasive untuk cedera serius pada bagian sendi bahu dan kaki. Tindakan ini dilakukan dengan membuat sayatan kecil untuk memasukkan kamera dan alat yang akan bekerja ke bagian persendian yang mengalami cedera.
"Dengan arthroscopy, pembedahan dapat dilakukan tanpa membuat sayatan besar dengan waktu pengerjaan dan waktu pemulihan pasien yang relatif lebih cepat."
Pada beberapa kondisi seperti adanya robekan ligamen yang membuat pergelangan kaki menjadi relatif tidak stabil dan tidak bisa melakukan gerakan tertentu yang melibatkan ketangkasan, penanganan dengan metode rekonstruksi primer dapat menjadi pilihan.
Setelah dilakukan tindakan tersebut diperlukan penanganan terpadu dengan bagian fisioterapi untuk mengembalikan fungsi sendi dan kebugaran pasien tersebut.