Health

Jangan Asal Pilih Mainan Untuk Anak

Dewi Andriani
Sabtu, 24 November 2018 - 11:20
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA -- Perkembangan mainan dari tahun ke tahun selalu mengikuti perkembangan zaman. 

Dari mainan tradisonal hingga mainan berbasis teknologi  seperti mainan Virtual Reality.  Apalagi pada era modern saat ini, sebagian besar anak-anak telah menggunakan gadget sebagai mainannya.

Johan S.Tandanu Sekretaris Jenderal  Asosiasi Pengusaha Mainan Indonesia (APMI) mengatakan untuk menunjang proses belajar pada anak, orang tua harus dapat benar-benar memperhatikan mainan kepada anak, jangan biarkan anak terlalu lama terpapar gadget.

Mainan edukatif berbentuk fisik menurutnya masih sangat diperlukan untuk merangsang anak belajar bentuk secara nyata dan merasakannya dalam genggaman. Selain itu, sambungnya, mainan edukasi berbentuk fisik juga akan membantu anak untuk melatih motorik dan membatunya untuk mudah berkonsentrasi dan memecahkan masalah.

Johan mengatakan, dalam memilih mainan untuk anak, unsur keamanan dan kesehatan juga menjadi sangat penting. Karena itu, sambungnya, perlu bagi orang tua untuk memperhatikan Standar Nasional Indonesia (SNI) dalam memilih mainan.

Memilih mainan sesuai standar ini dinilai penting karena terdapat risiko pada mainan yang kerap tidak disadari oleh masyarakat umum. Risiko yang dapat ditimbulkan dari mainan yang tidak sesuai standar, di antaranya bahaya pendengaran, tersedak, terjerat, tergores, terjatuh, terjepit, tersetrum, hingga bahaya unsur kimia.

“Sebagai orang tua  yang smart, mari kita pilih mainan edukasi yang memiliki SNI Mainan untuk keselamatan anak kita dalam bermain,” ujarnya.

Melihat besarnya peluang kebutuhan perlengkapan bayi, anak, dan ibu hamil tersebut, Reed Panorama Exhibition menghadirkan wadah yang mempertemukan langsung para produsen, distributor, dan buyer dalam acara Indonsia Martenity Baby and Kids Expo (Imbex).

Maria Achti, Asisstant Project Director Reed Panorama Exhibitions mengatakan dalam gelaran Ike-10 Imbex ini, pihaknya membidik transaksi sebesar Rp33 miliar selama 3 hari penyelenggaraan mulai 30 November hingga 2 Desember 2018.

Angka tersebut naik 10% dibandingkan tahun lalu yang mencapai Rp30 miliar. Peningakat tersebut didukung oleh penambahan lahan pameran sebanyak tiga hall. Begitu pula dengan jumlah peserta yang meningkat menjadi 250 perusahaan dengan lebih dari 500 merek.

Perusahaan tersebut berasal dari dalam maupun luar negeri. Misalnya saja Tiongkok, Taiwan, Jepang, dan Korea. Seiring dengan itu, kenaikan pengunjung pun akan terjadi.

"Apabila tahun lalu pengunjung tercatat sebanyak 37.000 orang, tahun ini kami optimistis akan mencapai angka pengunjung sebanyak 40.000 orang," tuturnya.

Penulis : Dewi Andriani
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro