Bisnis.com, JAKARTA - Tidak semua orang terganggu dengan sembelit atau konstipasi. Buktinya, masih banyak orang yang merasa aman-aman saja ketika tidak buang air besar (BAB) berhari-hari. Padahal, para pakar kesehatan mengatakan sembelit tak baik bila diabaikan.
Menurut dokter umum Riana Nirmala Wijaya, sembelit merupakan kondisi yang terjadi saat pencernaan tidak dapat berfungsi dengan normal sehingga sulit buang air besar (BAB).
“Dikatakan sembelit apabila sudah tidak BAB lebih dari tiga hari atau kurang dari tiga kali seminggu,” kata Riana.
Riana mengatakan sembelit dapat dipicu oleh gangguan pencernaan yang membuat tinja menjadi keras sehingga sulit dikeluarkan atau bahkan tidak mau keluar sama sekali.
Apabila tinja keras, orang umumnya harus mengejan, bahkan tidak tuntas melakukan BAB. Bahkan kadang-kadang ada yang harus menggunakan jari untuk mengeluarkan tinja.
Semua kondisi ini membuat orang yang mengalami sembelit merasakan perasaan yang kurang nyaman di perut.
“Beberapa orang merasa perutnya begah, atau kembung,” kata Riana.
Berbagai faktor dapat menyebabkan problem sembelit, dan dapat menyerang siapa saja di segala usia. Akan tetapi, perempuan dan lansia lebih rentan terhadap masalah sembelit.
Menurut laman situs kesehatan WebMD, perubahan aktivitas seperti perjalanan jauh atau bepergian juga bisa menimbulkan sembelit. Hal ini dipicu oleh masalah psikologis seperti keengganan untuk BAB di tempat lain selain di rumah.
Selain itu, sembelit juga disebabkan oleh berbagai kondisi seperti tubuh yang kurang bergerak, terlalu banyak mengonsumsi produk susu, penggunaan obat laksatif secara berlebihan, gangguan makan, kehamilan, dan masalah saraf.
Stres dan Makanan
Sebagian besar orang mengalami sembelit gara-gara makanan atau karena stres. Pola makan yang tidak dikontrol waktu dan menunya dapat menimbulkan problem di pencernaan.
“Kurang asupan serat akibat mengabaikan buah dan sayur adalah faktor utama,” ujar Riana.
Selain itu, kebiasaan buruk sering menahan BAB karena terburu-buru atau tidak ada waktu juga dapat berujung pada sembelit. Menurutnya, orang yang rutin BAB setiap hari umumnya akan terhindar dari masalah sembelit.
“Sembelit sering terjadi pada orang yang mengabaikan BAB yang teratur dan memilih menahannya atau menundanya,” katanya lagi.
Orang yang tengah menghadapi stres juga dapat mengalami sembelit. Hal ini berkaitan dengan hormon kortisol yang dikeluarkan tubuh saat stres dapat memicu pergerakan tidak normal pada usus. Itulah sebabnya, orang-orang yang kelelahan, suasana hati yang tidak baik, dan depresi, cenderung sering mengalami konstipasi.
Komplikasi dari menunda BAB adalah ambeien atau wasir, juga perdarahan di anus karena terlalu keras mengejan. Tidak hanya itu, kalau dianggap remeh sembelit biasa dapat berubah menjadi sembelit kronis.
“Lama-lama bisa terjadi sumbatan usus, “ kata Riana lagi.
Untuk mencegah sembelit Riana menyarankan agar setiap orang memahami penyebab dari sembelit yang dialaminya. Apabila sembelit terjadi karena pola makan yang tidak baik, dia menyarankan agar hal itu yang diperbaiki.
“Tetap cukupi kebutuhan cairan dan serat, masukkan buah dan sayur dalam menu makanan setiap hari, ” kata Riana.
Menurut Riana, kebutuhan serat yang harus dipenuhi pada orang dewasa adalah 18 gram atau setara 5 apel setiap harinya. Tidak lupa pula, gaya hidup sehat mesti diterapkan untuk mendapatkan pencernaan yang sehat.
Demi kesehatan saluran pencernaan, Riana menyarankan agar setiap orang mulai melatih dan membiasakan diri untuk BAB setidaknya 30 menit setelah makan pagi. Menurutnya BAB rutin dapat dilatih dengan cara tidak menunda BAB.