Bisnis.com, JAKARTA -- Selama ini, mayoritas perempuan Indonesia menggunakan pembalut ketika sedang menstruasi karena dianggap tidak menyakiti kulit vagina maupun rahim.
Namun, pembalut wanita ternyata dapat menimbulkan risiko terhadap kesehatan perempuan serta lingkungan.
Dalam sebuah kesempatan, seperti dikutip Bisnis, Sabtu (2/3/2019), Dokter Spesialis Obstetri Ginekologi Riyana Kadarsari mengatakan bahwa pembalut mengandung residu pupuk, pestisida, serta pemutih dioksin dan furan. Efek jangka panjang penggunaan pembalut di antaranya menyebabkan iritasi, alergi, bahkan gangguan reproduksi.
Berdasarkan riset Women’s Voices For The Health, terdapat empat bahan kimia berbahaya dalam sebuah pembalut sekali pakai. Dalam pembalut, terdapat Styrene yang dapat menyebabkan kanker, Chloromethane yang dapat menyebabkan gangguan syaraf dan reproduksi, Acetone yang menyebabkan iritasi, serta Chloroethane yang bisa menyebabkan kanker dan gangguan otot.
Dampak lebih lanjut dari penggunaan dan efek samping pembalut, selain menyebabkan gangguan reproduksi adalah dapat menyebabkan kelainan pada janin karena berbagai kimia berbahaya tersebut.
Di sisi lingkungan, pembalut sekali pakai juga turut menjadi penyumbang sampah termasuk sampah di laut.