Bisnis.com, JAKARTA - Fase remaja merupakan masa di mana manusia mengalami pergolakan emosi, pikiran, dan perasaan yang sangat besar. Tak heran, kalau banyak penelitian menunjukkan bahwa remaja mengalami kecemasan.
Peningkatan kecemasan di kalangan remaja saat ini banyak menjadi masalah. Penyebabnya juga beragam, tetapi sebagian besar disebabkan oleh ketakutan akan kegagalan. Sebagian besar lagi sangat khawatir tentang penilaian orang lain terhadap mereka.
Bahkan terkadang, mereka yang mengalami situasi keluarga yang baik, juga mengalami kecemasan. Ternyata, ada 9 alasan paling besar mengapa para remaja dilanda kecemasan:
1. Perangkat internet menjadi pelarian yang tidak sehat
Akses bebas pada perangkat digital membuat para remaja keluar dari emosi yang tidak nyaman seperti kebosanan, kesepian, dan kesedihan. Mereka akhirnya mencoba untuk lari dari ketidaknyamanan melalui media sosial atau internet
Mereka menggantikan kesempatan untuk mengembangkan kekuatan mental melalui tantangan kehidupan sehari-hari dengan internet dan ponsel mereka.
2. Sangat menyukai kebahagiaan
Para remaja tumbuh dalam budaya yang mengharapkan kebahagiaan sepanjang waktu, sehingga mereka merasa orang tua adalah tokoh utama yang seharusnya membahagiakan mereka. Nah, ketika orang tua tidak mampu melakukan itu, mereka marah dan merasa tidak bahagia. Ekspektasi yang tinggi menimbulkan kekacauan dalam batinnya.
3. Orangtua memberikan pujian yang tidak realistis
Terkadang orangtua ingin membangun harga diri anaknya dengan kata-kata motivasi. Akan tetapi, sering kali motivasi itu menjadi salah karena orang tua mendorong dan memuji anak secara tidak realistis. Hal ini membuat anak justru takut gagal dan takut tidak dapat memenuhi ekspektasi orang tuanya.
4. Orangtua terlalu berambisi dan terobsesi
Banyak remaja yang dilanda kecemasan karena orang tua yang terlalu berambisi dan terobsesi terhadap kesuksesan anaknya. Orang tua kemudian berlagak seperti asisten pribadi memastikan anaknya tidak kalah saing dengan anak-anak lainnya.
5. Tak memiliki kecerdasan emosional yang kuat
Banyak orang tua mengajarkan anaknya untuk unggul secara akademik tetapi melupakan kecerdasan emosional. Hal ini membuat banyak remaja yang tidak mengerti bagaimana menjalani hidup dengan baik seperti mengatur waktu, melawan stres, dan menjaga perasaannya tetap stabil.
6. Orangtua terlalu protektif
Remaja sering merasa cemas karena orang tua mereka berperan sebagai pelindung, bukan pembimbing. Hal ini membuat remaja tidak belajar menghadapi tantangan, masalah, atau persoalan dengan caranya sendiri. Inilah yang menyebabkan mereka tidak memiliki mental dan keyakinan diri yang teguh.
7. Orangtua tidak tahu membantu remaja
Banyak orang tua yang bingung bagaimana caranya untuk membantu anak remaja mereka secara emosional. Hal ini membuat banyak orang tua memaksa anaknya untuk melakukan hal-hal yang sebetulnya tidak sanggup dilakukan oleh remaja.
8. Pola asuh yang tidak tepat
Orang tua yang selalu berusaha untuk mengatur anaknya dengan keinginannya sendiri membangkitkan kecemasan dalam diri si anak. Remaja akan sangat merasa bersalah ketika dia tidak mampu mengikuti yang orang tua harapkan.
9. Remaja kurang bermain
Memaksakan anak untuk mengikuti kegiatan les atau klub ini dan itu dapat membuat si remaja mengalami kecemasan. Mereka membutuhkan waktu untuk bermain dan belajar tanpa instruksi. Sayangnya, banyak orang tua gagal melihat hal ini.