Bisnis.com, JAKARTA--Penderita hemofilia memiliki pantangan untuk tidak melakukan aktivitas fisik yang berat, seperti olahraga, untuk mencegah terjadinya perdarahan.
Hemofilia merupakan penyakit yang disebabkan kurangnya faktor pembekuan darah dalam tubuh seseorang. Sehingga perdarahan pada penderita akan berlangsung lebih lama dibandingkan orang normal.
Beberapa aktivitas olahraga tidak dianjurkan untuk penderita hemofilia, terutama olahraga dengan kontak fisik, seperti tinju, sepakbola, lari, dan lainnya. Namun bukan berarti, penderita hemofilia tidak bisa berolahraga sama sekali.
Ketua Unit Kerja Hematologi dan Onkologi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dr. Bambang Sudarmanto, SpAK Mars mengatakan, kegiatan fisik yang dianjurkan untuk penderita hemofilia, yakni berenang.
"Dianjurkan karena dia akan menggerakkan sendi-sendinya untuk melatih pergerakannya. Supaya elastisitas sendi-sendi berfungsi dengan baik. Jadi jangan takut berenang," kata Bambang ditemui di Jakarta, Kamis (4/4/2019).
Penderita hemofilia yang tidak pernah berolahraga memiliki peluang besar mengalami penambahan berat badan yang berlebihan. Penderita harus memperhatikan berat badannya, sehingga tidak menambah beban pada persendian di bagian bawah tubuh.
Bila beban pada persendian di bagian bawah tubuh bertambah, risiko perdarahan dapat meningkat.
Selain itu, Bambang menuturkan bahwa yang harus diperhatikan pada penderita hemofilia adalah mencegah terjadinya trauma atau luka agar tak terjadi perdarahan. Oleh karena itu, pada penderita hemofilia yang masih bayi atau anak-anak, orang tua harus mengawasi aktivitasnya.
"Tapi enggak boleh overprotektif supaya bayi, anak tumbuh kembang sesuai potensinya. Ingat anak mesti tumbuh kembang," katanya.