Ilustrasi/Istimewa
Relationship

Tips Menjaring Investor Bagi Startup

Reni Lestari
Selasa, 16 April 2019 - 10:34
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA -  Salah satu faktor yang menentukan berhasil atau tidaknya sebuah startup adalah keberadaan investor, yang dicari oleh hampir setiap pendiri perusahaan rintisan. Anita Yustisia, Co-Founder Assemblr, startup di bidang augmented reality yang berbasis di Bandung, menceritakan bahwa butuh waktu yang tidak sebentar untuk menemukan investor bagi perusahaannya itu.   

Anita mendirikan Assemblr bersama dua orang mantan rekan kerjanya di sebuah perusahaan teknologi, awal 2018. Selain sebagai co-founder, Anita juga menjabat Chief Creative Officer (CCO) Assemblr. Dia menceritakan  butuh waktu berbulan-bulan baginya untuk menemukan investor yang memiliki visi sama dengan perusahaan yang dia bangun. Menurut Anita sangat penting untuk mencari investor dengan latar belakang yang segaris dengan bidang usaha sebuah startup. 

"Sebelum bertemu dengan investor, harus dipelajari dulu investornya dan kita harus sudah bisa membuktikan bahwa produk kita bisa take off someday," kata Anita.

Dia melanjutkan, banyak pendiri startup yang menawarkan proposal investasi kepada investor yang tidak sesuai dengan bidang usaha yang digeluti. Hal itu merupakan kesalahan terbesar pendiri startup dalam menemukan investor yang tepat.

Setelah menentukan investor yang tepat, tentu yang harus diyakinkan adalah model bisnis yang berkelanjutan dan produk yang menjanjikan. Pendiri startup sudah harus menjelaskan di awal dari kanal mana keuntungan akan di dapat, apakah bussines to bussines (B2B) atau bussines to customer (B2C). 

Namun demikian, yang juga tidak kalah penting untuk diyakinkan pada para calon investor adalah kapabilitas dan kesungguhan orang-orang dibalik startup tersebut untuk membangun bisnis yang potensial dibiayai.

"Mereka para investor akan melihat tekad dan tanggungjawab pada founder sampai mana, seberapa founder-nya bisa mendalami projek atau produk yang dia punya," katanya.

Pada masa awal-awal pendiriannya, Assemblr sempat mengikuti seleksi untuk masuk startup binaan Y Combinator, sebuah venture capital dan pusat inkubator perusahaan rintisan teknologi yang berbasis di Amerika Serikat.

Selain venture capital, Y Combinator menjadi komunitas bagi 1.600 pendiri startup di dunia. Sejak didirikan pada Maret 2005 hingga kini, terhitung 800 startup dari seluruh dunia telah menerima pendanaan dan program inkubasi dari venture capital ini. Majalah Fortune menyebut Y Combinator sebagai tempat melahirkan startup raksasa di dunia. Perusahaan yang pernah didanai oleh Y Combinator antara lain Reddit, Scribd, Dropbox, Airbnb dan 9GAG.

Meski sempat diterbangkan ke Silicon Valley, AS untuk melakukan interviu, Assemblr tidak terpilih masuk startup yang akan didanai dan diinkubasi. Namun dari forum itulah justru pihaknya menarik investor yang memiliki kesesuaian dengan bidang usaha yang ditekuni yakni augmented reality. 

"Tapi sesudah deal, ada proses selama 6 bulan, ada due diligent, ada audit, terus perjanjian-perjanjian, dan lain-lain," katanya.

Kini, meski baru sekitar 1 tahun berjalan, jasa Assemblr sudah banyak digunakan baik oleh perusahaan dalam maupun luar negeri. Biasanya augmented reality digunakan untuk mengenalkan produk kepada customer sehingga tampak lebih nyata.

Anita melanjutkan, pekerjaan rumah tidak berhenti setelah pihaknya menerima pendanaan dari investor, tetapi justru baru dimulai. Untuk memutar roda perusahaan di masa-masa awal, memang dibutuhkan strategi dan kegigihan yang kuat.  

"Harus dipikirkan kapan harus 'burning money', kapan start revenue, dan go to market," ujarnya.

Penulis : Reni Lestari
Bagikan

Tags :


Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro