Bisnis.com, JAKARTA - Cacar monyet atau monkeypox menjadi pembicaraan setelah kasusnya ditemukan untuk pertama kalinya di Singapura pada 8 Mei lalu.
Virus penyakit ini ditularkan melalui hewan liar, antara lain tikus dan primata, kepada manusia.
Meski sangat terbatas, cacar monyet juga disebut dapat ditularkan dari manusia ke manusia. Penularan terjadi lewat kontak dekat dengan sekresi saluran pernapasan yang terinfeksi, luka pada kulit penderita, atau objek yang telah terkontaminasi cairan tubuh penderita.
Jadi, perlukah melakukan pemeriksaan setelah melakukan kunjungan ke negara-negara yang terjangkit penyakit ini?
Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan Anung Sugihantono mengimbau masyarakat yang baru kembali dari perjalanan di wilayah yang terjangkit cacar monyet untuk segera memeriksakan diri apabila mengalami gejala.
Gejala yang muncul ketika terinfeksi monkeypox antara lain demam tinggi mendadak, serta pembesaran kelenjar getah bening dan ruam kulit dalam waktu kurang dari tiga minggu setelah kepulangan.
Masyarakat yang habis bepergian juga diminta untuk menginformasikan kepada petugas kesehatan tentang riwayat perjalanannya.
Virus ini menjangkiti beberapa negara Afrika Tengah dan Barat seperti Republik Demokratik Kongo, Republik Kongo, Kamerun, Republik Afrika Tengah, Nigeria, Ivory Coast, Liberia, Sierra Leone, Gabon and Sudan Selatan.
Masyarakat juga diimbau untuk menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat, seperti cuci tangan dengan sabun, menghindari kontak langsung dengan tikus atau primata dan membatasi pajanan (exposure) langsung dengan darah atau daging yang tidak dimasak dengan baik.
Selain itu juga menghindari kontak fisik dengan orang yang terinfeksi atau material yang terkontaminasi, dan menghindari kontak dengan hewan liar atau mengkonsumsi daging yg diburu dari hewan liar (bush meat).
Kasus monkeypox dikonfirmasi terjadi di Singapura. Penderitanya adalah warga negara Nigeria, 38, yang disebut sempat mengunjungi negaranya untuk menghadiri sebuah pernikahan dan kemungkinan mengonsumsi daging monyet.
Penularan pada manusia terjadi karena kontak dengan monyet, tikus Gambia dan tupai, atau mengonsumsi daging binatang yang sudah terkontaminasi. Sampai saat ini belum ditemukan kasus monkeypox di Indonesia.