Bisnis.com, JAKARTA—Tidak memiliki durasi dan kualitas tidur yang baik memang dapat mengganggu kesehatan, baik fisik maupun mental. Akan tetapi, para mahasiswa di universitas dinilai lebih mudah mengalami masalah kesehatan mental akibat kurang tidur.
Dengan kurangnya waktu tidur pada malam hari, risiko gejala kesehatan mental meningkat hingga 20 persen.
Hal ini diungkapkan dalam penelitian yang dipublikasikan dalam Sleep 2019 Associated Professional Sleep Societies, dari University of Arizona, Amerika Serikat.
Peneliti Thea Ramsey, Michael Grandner, dkk., mengatakan bahwa penelitian tentang pentingnya tidur bagi kesehatan mental sebetulnya telah banyak diteliti sebelumnya.
“Penelitian kami merupakan salah satunya yang menunjukkan bahwa mahasiswa yang kurang tidur berisiko besar alami berbagai gejala kesehatan mental, ujar Grander.
Para peneliti menganalisis data dari 110.000 siswa, yang diperoleh melalui National College Health Assessment AS tentang kondisi "kurang tidur" di mana mahasiswa tidak cukup tidur untuk beristirahat.
Dalam analisis mereka, kurang tidur dikaitkan dengan peningkatan 19 persen-29 persen gejala kesehatan mental. Kesepian meningkat sebesar 19 persen untuk setiap malam kurang tidur, depresi meningkat 21 persen, kecemasan 25 persen, keinginan untuk melukai diri meningkat 25 persen, berpikir untuk bunuh diri meningkat 28 persen, dan kelelahan meningkat 29 persen.
Ini adalah temuan penting karena masalah kesehatan mental sangat umum terjadi pada kelompok usia ini, dan sayangnya mereka juga sering mengalami kurang tidur.
Studi bisa menjadi referensi bagi layanan kesehatan dan universitas agar lebih memperhatikan kualitas tidur mahasiswanya.