Bisnis.com, JAKARTA – Angka kejadian gangguan tiroid sebetulnya cukup tinggi di Tanah Air, tetapi sering tidak disadari kehadirannya. Gangguan tiroid sering disalahartikan sebagai gejala penyakit lain, atau malah dibiarkan begitu saja tanpa penanganan yang tepat.
Leher manusia menyimpan sebuah kelenjar berbentuk kupu-kupu yakni kelenjar tiroid. Beratnya hanya sekitar 10-20 gram tetapi fungsinya sangat besar bahkan menyeluruh di semua bagian tubuh.
Kelenjar tiroid menghasilkan hormon tiroid yang mempengaruhi proses penyaluran energi di sel-sel dalam tubuh. Jika terjadi gangguan pada organ ini, ada banyak masalah kesehatan yang dapatr timbul.
Dokter spesialis penyakit dalam Muhammad Ikhsan Mokoagow mengatakan bahwa kelenjar tiroid mempengaruhi fungsi saraf pusat dan saraf tepi, juga mempengaruhi berat badan. “Pengaturan suhu tubuh manusia juga dipengaruhi oleh kelenjar tiroid,” ujarnya.
Menurutnya hormon tiroid akan menentukan kecepatan kinerja sel-sel dalam tubuh. Apabila seseorang kelebihan hormon tiroid. Bila hormon tiroid yang dikeluarkan terlalu banyak, maka aktivitas sel dan organ tubuh akan meningkat.
“Contohnya denyut jantung menjadi cepat atau aktivitas usus meningkat sehingga menimbulkan diare,” ujar Ikhsan.
Sementara itu, apabila hormon yang dikeluarkan kelenjar tiroid sangat sedikit, sel-sel dan organ tubuh akan melambat. Denyut jantung akan menurun dan aktivitas usus akan berkurang sehingga orang yang kekurangan hormon tiroid sering mengalami sembelit.
“Kelenjar tiroid tidak bekerja sendiri, kinerjanya terkait dengan hipotalamus dan pituitari yang mengatur banyak hormon,” tambah Ikhsan lagi. Karena keterkaitan ini, gangguan pada tiroid menimbulkan masalah pada banyak organ dalam tubuh.
HIPOTIROID DAN HIPERTIROID
Penyebab gangguan tiroid kebanyakan adalah faktor risiko yang tidak bisa dimodifikasi yakni usia lanjut, jenis kelamin perempuan, dan faktor genetik. Selain itu faktor risiko yang dapat menimbulkan gangguan tiroid adalah gaya hidup tidak sehat seperti merokok, stres, dan lingkungan. Walau jarang, beberapa kasus gangguan tiroid terjadi karena zat kontras yang mengandung iodium , obat-obatan tertentu, dan autoimun.
Secara sederhana gangguan tiroid dapat terjadi dengan kondisi kelainan fungsi dan kelainan bentuk. Gangguan fungsi tiroid dibagi menjadi dua bagian yakni kekurangan hormon tiroid (hipotiroid) dan kelebihan hormon tiroid (hipertiroid).
“Gejala hipertiroid ditandai dengan sesak napas ketika beraktivitas, jantung berdebar-debar, sering kelelahan, tidak tahan suhu panas, keringat berlebihan, dan terjadi penurunan berat badan,” ujarnya.
Sementara bagi orang yang mengalami hipotiroid akan mengalami sebaliknya yakni sering kedinginan bahkan tidak tahan suhu dingin, keringat sedikit, terjadi peningkatan berat badan, sulit buang air besar, kulit kasar, dan denyut nadi lambat.
“Orang dengan hipotiroid juga mudah lupa dan bergerak sangat lamban, terjadi juga pembengkakan di sekitar mata,” katanya lagi.
Gangguan tiroid berupa kelainan bentuk biasanya ditandai dengan perbesaran yang merata pada kelenjar tiroid dan benjolan (nodul) di area kelenjar tiroid.
Dokter spesialis penyakit dalam konsultan endokrin metabolik diabetes Fatimah Eliana menjelaskan bahwa keluhan pembesaran pada leher ini bisa terjadi karena satu atau beberapa benjolan. “Leher biasanya kelihatan gemuk kalau benjolannya merata,” ujarnya.
Jumlah, isi, dan sifat benjolan itu harus diketahui untuk menentukan diagnosis dan penanganan yang tepat.
Fatimah mengatakan benjolan yang sangat besar dapat menyebabkan penekanan pada jaringan sekitar sehingga menyebabkan nyeri di leher. Hal ini juga dapat menyebabkan penderita gangguan tiroid mengalami suara serak dan tersedak.
Gangguan tiroid harus didiagnosis oleh dokter ahli. Itulah sebabnya apabila Anda mengalami gejala-gejala seperti yang disebutkan tadi, silakan mengunjungi dokter yang tepat. Dokter akan melakukan pemeriksaan menyeluruh terkait riwayat penyakit, pemeriksaan leher dan seluruh tubuh, dan juga pemeriksaan laboratorium/pencitraan.
Penanganan hipotiroid dan hipertiroid biasanya berfokus pada pengendalian hormon agar kembali menjadi normal. Sementara kelainan bentuk biasanya membutuhkan pemeriksaan lanjutan, apakah diperlukan tindakan bedah atau tidak. Apabila jaringan nodul bersifat ganas, dokter pasti menganjurkan untuk dilakukan tindakan pembedahan.