Ketua Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Tulus Abadi./Antara
Health

YLKI: Usut Serius Kasus Obat ARV Kedaluarsa

Ria Theresia Situmorang
Sabtu, 9 November 2019 - 10:43
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Ketua Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI), Tulus Abadi angkat bicara perihal kasus kedaluarsa obat ARV bagi penderita HIV/AIDS berdasarkan temuan Badan Pengawas Keuangan (BPK). 

Dari pemberitaan sebelumnya disebutkan BPK menemukan persediaan obat-obatan antiretroviral (ARV) yang dikelola Kementerian Kesehatan (Kemenkes) senilai Rp2,8 miliar telah kedaluarsa. 

Sementara itu, ada lagi temuan baru yang menyebutkan pada Agustus 2019 obat-obatan yang kedaluarsa akan terus bertambah mengingat terdapat sekitar Rp90,4 miliar obat-obatan yang akan melewati masa kedaluarsa.

"Dirjen bahkan menkes yang lalu harus bertanggung jawab terhadap kasus tersebut karena ini bentuk kelalaian yang sangat serius. Harus diusut secara serius, kenapa hal itu terjadi," ujar Tulus saat dihubungi Bisnis.com pada Sabtu (9/11/2019). 

 Tulus mengungkapkan insiden tersebut adalah salah satu bentuk kerugian negara yang perlu dipantau. Karena mungkin saja, hal tersebut bermuatan motif korupsi.  

"Ini bentuk kerugian negara yang bisa didekati sebagai bentuk kerugian negara yang berdimensi koruptif," sambungnya. 

Selanjutnya, sebagai solusi, Tulus mengungkapkan pendistribusian obat harusnya diawasi lebih ketat lagi oleh Kemenkes. Ia mewanti-wanti agar Kemenkes tidak lagi menyediakan obat dengan tenggang waktu kedaluwarsa yang sangat singkat.

"Harus diawasi dengan ketat. Jangan sampai obat yang mendekati kedaluwarsa itu nantinya tetap didistribusikan pada konsumen atau pasien," tutupnya. 

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro