Bisnis.com, JAKARTA - Perusahaan penerbit lagu Baby Shark, SmartStudy, tengah melirik pasar di China untuk mempopulerkan lagu tersebut, tetapi dengan mengganti karakter hiu menjadi dinosaurus.
Lagu Baby Shark yang menjadi fenomena global beberapa tahun belakangan ini rupanya tidak begitu populer di China lantaran ketiadaan Youtube dan padanaan kata hiu yang kaku, sehingga daya tarik lagu tersebut tidak berkembang di China.
Dilansir dari Reuters, Jumat (15/11/2019), pendiri dan CFO SmartStudy, Ryan Lee, mengatakan bahwa akan menjadikan dinosaurus sebagai ikon lagu tersebut.
Baca Juga Robert De Niro Tambah Raihan Penghargaan |
---|
Dia meyakini bahwa penggunaan ikon dinosaurus akan menghasilkan cerita yang berbeda di China.
"China bukanlah pasar yang mudah, tetapi tidak ada pasar yang lebih menarik darinya. Lebih satu miliar orang berbicara dalam satu bahasa dan China adalah negara yang tengah berevolusi dari pabrik menjadi pasar," ujar Lee.
Baca Juga Alicia Keys Pandu Grammy Awards 2020 |
---|
Perusahaan asal Korea Selatan ini pun berencana menargetkan China untuk memastikan bahwa lagu itu tidak mengakhiri keajabian satu hit dan lagu Baby Shark dapat populer di sana.
Lagu Baby Shark yang dibuat pada 2016 memang begitu populer. Saking terkenalnya, lagu ini pernah menjadi seruan protes anti-pemerintah di Libanon, diputar di Gedung Putih, dipuji Presiden Amerika Serikat Donald Trump, dan menjadi lagu tak resmi dari juara bisbol World Series, Washington Nationals.
"Siapa yang mengira hiu bisa menjadi sepopuler ini? Anak-anak yang suka dinosaurus pasti ada di seluruh dunia, tetapi tidak ada nama merek yang melekat pada mereka," kata Lee.
Menurut eBEST & Investment, industri hiburan anak-anak di Korea Selatan telah menjadi titik terang dengan pertumbuhan lima kali lipat menjadi 40 triliun won atau US$34,4 miliar pada 2017 terhitung dari 2002.
SmartStudy akhirnya merencanakan penawaran umum perdana (IPO) dengan harapan mampu memanfaatkan penjualan pada 2019 yang diproyeksikan mencapai 60 miliar won Korea Selatan, atau meningkat delapan kali lipat dari lima tahun lalu.
Sementara itu, didukung oleh popularitas Baby Shark, saham Samsung Publishing yang menjadi top kedua pemegang saham SmartStudy, telah melonjak 60 persen pada tahun ini.