Bisnis.com, JAKARTA - Memperingati Hari Kesehatan Nasional Ke-55, Pacific Place Jakarta bersama BIC Bunda Clinic Pacific Place lakukan edukasi kepada masyarakat melalui event health talk seputar parenting berjudul Awas Gejala Stunting.
Acara yang berlangsung di Mediterania Function Room, Pacific Place Mall, Jumat (15/11/2019) tersebut dihadiri oleh 96 peserta yang berasal dari berbagai kalangan, yaitu guru PAUD Binaan Pacific Place Jakarta, ibu-ibu PKK, para karyawan, tenant dan komunitas yang memiliki concern terkait isu parenting.
“Kami harapkan apa yang dilakukan dapat meningkatkan pemahaman peserta serta memperkuat kolaborasi antar stakeholders termasuk peran swasta untuk bersama-sama melakukan edukasi dan pencegahan terhadap stunting.” Ujar Nanny J. Kurniawan, GA & CSR Manager Pacific Place Jakarta, Selasa.
Nanny J. Kurniawan mengungkapkan bahwa apa yang dilakukan oleh Pacific Place Jakarta tersebut sesuai dengan komitmen perusahaan menjadi perusahaan ramah anak dan lingkungan.
Sebagai informasi, stunting merupakan salah satu target Sustainable Development Goals (SDGs) yang termasuk pada tujuan pembangunan berkelanjutan ke-2 yaitu menghilangkan kelaparan dan segala bentuk malnutrisi pada tahun 2030 serta mencapai ketahanan pangan. Target yang ditetapkan adalah menurunkan angka stunting hingga 40% pada 2025.
Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization) pada 2018 mencatat Indonesia menduduki peringkat ke-3 dengan prevalensi stunting tertinggi di Asia Tenggara. Kejadian balita stunting (pendek) merupakan masalah gizi utama yang dihadapi Indonesia. Berdasarkan data Pemantauan Status Gizi Kementerian Kesehatan selama tiga tahun terakhir, pendek memiliki prevalensi tertinggi dibandingkan dengan masalah gizi lainnya seperti gizi kurang, kurus, dan gemuk. Stunting bukan sekedar perawakan pendek, stunting dapat mengganggu perkembangan otak anak sehingga menurunkan kemampuan kognitifnya.
Dilihat dari sisi penyebab, gejala stunting disebabkan oleh beragam faktor, seperti kondisi kesehatan dan gizi ibu sebelum dan saat kemahilan sampai proses persalinan, kondisi bayi/balita seperti asupan zat gizi balita agar tidak terjadinya gagal tumbuh (growth faltering), ASI ekslusif dan pemberian makanan pendamping ASI dimana kuantitas, kualitas dan keamanan pangan yang perlu diperhatikan serta kondisi sosial ekonomi dan lingkungan dimana suatu keluarga berada.