Seorang petugas mengawasi kinerja alat pemindai suhu tubuh (thermal scanner) di samping penumpang di terminal kedatangan Pelabuhan PT Pelindo I Dumai di Dumai, Riau, Senin (27/1/2020)./Antara
Health

China Uji Coba Obat HIV untuk Virus Corona, Indonesia Belum Berminat

JIBI
Selasa, 28 Januari 2020 - 06:34
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Sekretaris Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan Achmad Yurianto menyampaikan bahwa pemerintah Indonesia tidak berencana menggunakan obat HIV untuk virus Corona, sebab hal tersebut belum teruji dan bisa berujung pada buang-buang uang.

"Sampai saat ini saja WHO belum bisa memastikan karakter virus Corona, sehingga kami tidak bisa memperlakukannya sama dengan penyakit lainnya. Takutnya mahal dan tidak efektif. Kami tidak merekomendasikan (obat HIV)," ujar Achmad usai jumpa pers di Kementerian Luar Negeri, Senin (27/1/2020).

Sebelumnya, produsen obat AbbVie menyampaikan bahwa China tengah menguji obat HIV sebagai obat sementara virus Corona.

Obat itu bernama Aluvia, kombinasi dari lopinavir dan ritonavir. Adapun pemerintah China mencoba memakai Aluvia, dikenal juga sebagai Kaletra karena belum ada obat yang efektif menangani virus Corona yang ada sekarang.

Virus Corona yang ramai dibicarakan kali ini pun sebenarnya adalah varian atau strain baru yang kemudian dinamakan Novel Corona. Sebelumnya, strain Corona yang terkenal memakan banyak korban adalah Sars Corona dan Mers Corona.

Oleh karena WNI tidak ada yang terjangkit Corona, Achmad mengatakan bahwa pihak Kemenkes akan lebih fokus ke upaya pencegahan dahulu.

Dengan begitu, harapannya, tidak akan ada WNI yang sampai positif terjangkiti Novel Corona.

"(Sejauh ini) tidak ada obat untuk Novel Corona. Dia memiliki karakter yang berbeda. Nah, itu yang sedang diteliti," ujar Achmad.

Achmad menyarankan masyarakat untuk memakai masker dan menjaga kebersihan, terutama ketika hendak makan. Sebab, kata Achmad, virus Corona bisa masuk lewat mulut dan hidung, sementara dalam sehari manusia minimal menyentuh mulut dan hidung sebanyak dua kali.

"Untuk masker, masker apapun bisa, gak ada masalah, yang harus dijaga adalah daya tahan tubuh. Begitu daya tahan tubuh rendah, ya risikonya naik. Tidak semua orang yang terpapar virus itu langsung sakit," ujar Achmad.

Dia juga menyampaikan bahwa kebanyakan orang yang meninggal akibat Corona tercatat memiliki sejarah sakit kronis.

 

 

Penulis : JIBI
Editor : Nancy Junita
Sumber : Tempo.Co
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro