Kabin krew dengan mengenakan baju steril melakukan persiapan akhir di dalam pesawat tipe A-330 milik Batik Air ID 8618 yang akan digunakan untuk menjemput Warga Negara Indonesia (WNI) di Wuhan, China, di Bandara Soekarno-Hatta, Tanggerang, Sabtu (1/2/2020)./ ANTARA - Muhammad Iqbal
Entertainment

Mimpi China Kuasai Hollywood di 2020 Terhambat Virus Corona

Nirmala Aninda
Jumat, 7 Februari 2020 - 15:16
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA -- Ambisi China untuk menggeser Amerika Serikat sebagai pasar perfilman nomor satu di dunia tahun ini harus pupus dengan merebaknya wabah virus corona.

Dampak dari penyebaran virus ini menyebabkan penjualan tiket film turun drastis pada momen Libur Tahun Baru Imlek, pekan tersibuk sepanjang tahun.

Dilansir melalui Bloomberg, bioskop-bioskop di seluruh negeri tutup sejak 24 Januari di tengah kekhawatiran risiko penularan orang-ke-orang di tempat umum.

CEO Artisan Gateway Rance Pow, perusahaan konsultan industri bioskop, mengatakan bahwa kerugian dari anjloknya penjualan tiket meningkat menjadi US$1 miliar selama periode Libur Tahun Baru Imlek.

Virus yang telah menewaskan lebih dari 600 orang di China yang menghantam pasar film lokal diperkirakan dapat menyebar ke Hollywood, yang semakin bergantung pada penonton asal China untuk pertumbuhan bersamaan dengan penurunan penjualan tiket domestik.

Lindsay Conner, mitra dan pemimpin konsultan hiburan, Manatt, Phelps & Phillips berpendapat bahwa lerugian ini akan menyebabkan kerusakan finansial yang signifikan baik untuk teater maupun perusahaan produksi di China.

"Dan jika bioskop tetap ditutup selama beberapa pekan lagi, kerugian finansial akan meluas. Kondisi ini juga akan menimbulkan ketidakpastian pada rencana Hollywood untuk mendistribusikan film-film baru di China," katanya, dikutip melalui Bloomberg, Jumat (7/2).

China telah melampaui AS dari segi jumlah layar bioskop menyusul lonjakan bangunan yang membantu penjualan box-office naik enam kali lipat sejak 2010. Analis memperkirakan pasar akan melampaui AS dari segi pendapatan tahun ini.

Penjualan tiket film di negara itu, tidak termasuk biaya pemesanan, naik 4,1% tahun lalu menjadi 58,9 miliar yuan, dibandingkan dengan 9,7 miliar yuan pada tahun 2010.

Film impor menyumbang sekitar 36% dari penjualan box office tahun lalu di China, yang pasar luar negeri terbesar untuk film AS.

Untuk perusahaan seperti Disney, kerugian tidak hanya dirasakan pada bisnis film. Penutupan Disneyland Shanghai, menyusul penutupan Disneyland Hong Kong pasca aksi kerusuhan di kota itu, dapat memangkas sekitar US$175 juta dari pendapatan pada kuartal saat ini.

Di samping itu, pemutaran film lokal yang rencananya akan dibuka selama libur Tahun Baru Imlek, terpaksa dibatalkan. Meliputi beberapa film seperti Detective Chinatown 3, Leap, dan Jiang Ziya: Legend of Deification.

"Bahkan jika penyebaran virus berakhir, backlog dari film-film China yang akan dirilis sangat besar," ujar Chris Fenton, seorang produser film dan wali amanat US-Asia Institute.

Penundaan rilis "Mulan" di China juga akan menimbulkan pertanyaan apakah Disney akan menunda penayangan di Amerika Serikat.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bagikan

Tags :


Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro