Ilustrasi - Selena Gomez Transplantasi Ginjal/Instagram
Health

Mengenal Penyakit Ginjal, Penyebab, dan Pengobatannya

Syaiful Millah
Kamis, 12 Maret 2020 - 02:08
Bagikan

JAKARTA – Penyakit ginjal kronik menjadi salah satu penyebab kematian tertinggi dan merupakan isu utama dalam dunia kesahatan. Sayangnya, masih banyak orang yang tidak menyadari dan mengetahui tentang penyakit tersebut.

Data global dari Kidney.org menunjukkan bahwa 1 dari 3 orang di populasi umum memiliki risiko untuk mengalami penyaki ginjal kronik (PGK). Pada saat ini, diperkirakan 10 persen dari penduduk dunia terkena penyakit ini. Akan tetapi, sembilan dari sepuluh di antaranya tidak menyadari kondisinya.

Ketua Umum PB Perhimpunan Nefrologi Indonesia (PB Pernefri) Adia Lydia mengatakan bahwa PGK ditandai dengan kerusakan ginjal atau gangguan fungsi ginjal yang berjalan lebih dari tiga bulan.

Akan tetapi, memang gangguan pada fungsi ginjal ini pada awalnya tidak menimbulkan gejala, keluhannya biasanya muncul bilamana fungsinya sudah sangat menurun.

“Biasanya memang pasien datang dengan kondisi yang sudah stadium lanjut. Penyakit ginjal kronik ini juga merupakan penyakit yang bersifat progresif. Tetapi bisa cegah dan jika sudah terkena bukan berarti tidak bisa dilakukan penindakan,” katanya di Jakarta, Rabu (11/3).

Aida mengungkapkan di Indonesia, berdasarkan data riset kesehatan dasar (Riskesdas) Kementerian Kesehatan 2018, prevalensi PGK mencapai angka 3,8 per mil. Sementara, berdasarkan data Indonesia Renal Registry 2018 diperkirakan angka kejadian penyakit ginjal sekitar 499 per 1 juta orang.

Dia menjabarkan bahwa penyebab utama terjadinya penyakit ini dan gagal ginjal di Indonesia adalah hipertensi dan diabetes. Faktor lain yang menyebabkan penyakit adalah radang ginjal, batu, autoimun, dan infeksi.

Menurutnya, hingga saat ini di Indonesia ada tiga macam pengobatan terkait dengan penyakit ginjal. Pertama adalah Hemodialysis (HD) atau yang dikenal dengan sebutan cuci darah. Kedua, Peritoneal Dialysis (CAPD) dan ketiga transpantasi ginjal.

“Di Indonesia pengobatan penyakit ginjal ini paling banyak adalah dengan cuci darah, angkanya mencapai 98 persen. Sementara, CAPD dan transplantasi itu masih jarang, cuma 2 persen,” tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Syaiful Millah
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro