Bisnis.com, JAKARTA - Tingkat perceraian di China telah meningkat secara signifikan karena 'pasangan menghabiskan terlalu banyak waktu bersama di rumah' selama isolasi diri dari virus corona.
Dilansir dari dailymail.uk, lebih dari 300 pasangan telah menjadwalkan perceraian sejak 24 Februari ujar Lu Shijun, manajer pendaftaran pernikahan di Dazhou, Provinsi Sichuan di barat daya China. Pejabat percaya, peningkatan tajam permintaan perceraian ini bisa disebabkan oleh fakta bahwa pasangan menghabiskan terlalu banyak waktu di tempat yang sama, "Tingkat perceraian di distrik ini telah melonjak dibandingkan sebelum wabah virus corona."
Lu Shijun menambahkan bahwa pasangan muda yang menghabiskan banyak waktu di rumah, mereka cenderung lebih sering melakukan perdebatan sengit dengan pasangannya karena sesuatu yang remeh dan terburu-buru untuk bercerai.
Satu kantor distrik menerima 14 permintaan perceraian dalam satu hari, mencapai batas yang ditetapkan oleh dewan setempat. Para pejabat di Fuzhou, Provinsi Fujian di China selatan, telah menyesuaikan jumlah pengajuan perceraian dengan maksimal 10 pasangan sehari setelah menerima permintaan dalam jumlah besar.
Hal ini masih menjadi perdebatan di kalangan peneliti apakah mengisolasi diri bisa menjadi faktor yang menyebabkan perceraian ataukah malah membuat hubungan pasangan semakin erat.
Sebuah studi tahun 2018 menemukan bahwa pasangan yang hidup bersama sebelum menikah memiliki tingkat perceraian yang lebih rendah pada tahun pertama, dibandingkan dengan pasangan yang tidak.
Tetapi tingkat perceraian yang lebih tinggi muncul setelah orang yang hidup dengan pasangan mereka selama lima tahun atau lebih. Penelitian lain menunjukkan hidup bersama dapat melindungi pasangan dari perceraian.