Bisnis,com, BANDUNG – Pandemi virus corona hampir merusak seluruh aspek kehidupan di seluruh dunia. Aspek pariwisata menurun, penggangguran naik dan usaha kecil sedang berusaha mati-matian untuk tetap hidup.
Tetapi tidak semua bisnis mengalami penurunan, dilansir dari Popular Science Selasa (14/4/2020), Pornhub, situs web pornografi terbesar di dunia, justru melaporkan peningkatan lalu lintas (trafik) sebesar 18 persen dibandingkan dengan masa sebelum pandemi virus corona.
Pornhub mengklaim bahwa pertumbuhan tersebut disebabkan oleh konten premium gratis selama 30 hari yang diberikan Pornhub bagi orang-orang yang setuju tinggal di rumah dan mencuci tangan sesering mungkin.
Namun menurut Joshua B. Grubbs, Asisten Profesor Psikologi di Bowling Green State University, alasan lain orang melihat lebih banyak situs pornografi – seperti Pornhub -- saat pandemi corona disebabkan oleh keinginan untuk tetap memperoleh kesenangan, gairah seksual, merasa kesepian dan tertekan atau stres.
Dia berpendapat bahwa banyak orang yang melaporkan menggunakan pornografi untuk mengatasi perasaan stres, cemas, atau emosi negatif. Memang selama pandemi ini, kata Joshua, tingkat kesepian orang meningkat seiring dengan pembatasan kegiatan sosial di lingkungan.
Penyebaran virus corona yang melaju cepat, membuat pemerintah setempat mengambil langkah-langkah untuk memperlambat penyebaran salah satunya dengan memaksa masyarakat menjaga jarak sosial, yang secara tidak langsung menyebabkan peningkatan isolasi sosial, kesepian dan stres.
Baca Juga Kecemasan Hingga Rindu Muncul Saat WFH |
---|
“Singkatnya, orang sering beralih ke pornografi ketika mereka merasa buruk, karena pornografi (dan masturbasi) kemungkinan menawarkan bantuan sementara dari perasaan itu,” kata Joshua.
Joshua juga mengatakan bahwa intensitas penggunaan situs porno akan meningkat saat seseorang merasa bosan berada di suatu tempat.
Apakah ada efek negatifnya? Sebagian besar pengguna pornografi mengaku tidak merasakan masalah apa pun akibat penggunaan pornografi. Namun, menurut Joshua, peningkatan penggunaan pornografi dapat membuat kecanduan atau disfungsi seksual.
Terlepas dari efek negatif yang ditimbulkan, Joshua berpendapat bahwa pornografi menawarkan pengalih perhatian kepada orang-orang dari kebosanan dan tekanan saat peristiwa seperti saat ini.
Dia berharap ketika pembatasan sosial dicabut dan orang-orang kembali hidup bersosial dengan normal, penggunaan pornografi akan menurun atau kembali ke tingkat pra-COVID-19.
“Bagi sebagian besar pengguna, pornografi barangkali hanyalah pengalih perhatian — pornografi yang mungkin sebenarnya membantu meratakan kurva penyebaran dengan menjaga orang-orang tetap aman dan menjaga jarak secara sosial. Dikombinasikan dengan fakta bahwa banyak orang yang menyendiri, pornografi dapat memberikan saluran seksual berisiko rendah yang tidak menyebabkan orang mempertaruhkan keselamatan mereka sendiri atau keselamatan orang lain,” kata Joshua.