Ilustrasi anak mendapat perlakuan kasar./Antara
Health

Ini Cara Mengatasi Kemarahan Orangtua

Desyinta Nuraini
Rabu, 22 April 2020 - 16:01
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Pembatasan sosial dan anjuran untuk berdiam di rumah selama masa pandemi virus corona (Covid-19) hampir 2 minggu diterapkan. Tak sedikit yang mengaku jenuh bahkan stres dengan berbagai alasan.

Pekerjaan yang dirasa bertambah banyak, belum lagi jika di rumah harus ternyata orangtua kita tergolong toxic parents.

Toxic parents merupakan istilah psikologi yang merujuk pada orangtua yang memiliki perilaku buruk, seperti melakukan kekerasan fisik atau verbal. Toxic Parents juga berlaku untuk orangtua yang melakukan tindakan-tindakan yang bisa meracuni keadaan psikologis anak.

Lantas bagaimana mengatasi keadaan ini?

Memang ada istilah jika melawan orang tua disebut anak durhaka. Namun tidak bisa juga kita menafikkan bahwa tindakan atau perkataan orang tua selalu benar. Apalagi jika tindakan tersebut merujuk pada kekerasan dan merasuki kondisi psikologis yang buruk.

Dokter spesialis kesehatan jiwa dari RS Siloam Bogor, Dr. Jiemi Ardian, SpKJ mengatakan perlu ditekankan bahwa pada hakikatnya setiap manusia adalah individu yang bebas dan memiliki pilihan. Apabila kita tidak salah namun orang tua melontarkan pernyataan yang tidak baik didengar termasuk bernada penghinaan atau disertai kekerasan, kita boleh bereaksi dan menyatakan tidak suka menerima hal tersebut.

"Kita boleh menghukum dalam tanda kutip untuk mengajarkan orang tua bahwa yang dilakukan kepada saya, saya nggak nyaman, salah," ujarnya saat melakukan siaran langsung di akun Instagram Mommies Daily, Rabu (22/4/2020).

Sebagai anak, harus mengutarakan apa yang dirasakannya jika orang tua bertindak demikian. Tanyakan mengapa ibu atau ayah melakukan hal tersebut.

Kalau hal tersebut tidak berhasil dan orang tua masih mengomel, kata Jiemi si anak bisa langsung pergi sejenak. "Kita nggak harus menerima itu kalau kita enggak salah. Boleh untuk kita tidak mendengarkan karena kita orang bebas," tegasnya.

Kalaupun setelahnya orang tua tersebut masih bersifat toxic, Jiemi menyarankan agar si anak membuat jadwal setiap hari untuk menyediakan waktu menenangkan diri.

"Cari save space, tempat lebih aman. Tidak semua jawaban punya situasi ideal. Kadang kita perlu memilih yang nggak ideal tapi mana yang lebih layak dan berharga," tukasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro