1. Tiga Skenario Gelombang Pandemi Virus Corona di Masa Mendatang
Pandemi Covid-19 tidak akan berakhir sampai mayoritas populasi manusia menjadi lebih kebal terharap virus corona baru ini.
Akan tetapi, bagaimana virus akan menyebar dan perkiraan waktu gelombang pasang surutnya akan sampai kapan masih belum jelas.
Baca berita lengkapnya di sini.
2. Berdarah-darah, Industri Film Lokal Butuh Bantuan
Film menjadi salah satu sektor seni yang paling terpukul akibat pandemi virus corona. Proses produksi film harus dihentikan, sedangkan penayangan film pun mandek karena bioskop ditutup untuk sementara.
Padahal, kata Peneliti Kebijakan Seni Budaya Koalisi Seni, Eduard Lazarus industri perfilman tengah berada di fase nyaris lepas landas dan mulai memperoleh banyak investasi dalam jumlah besar.
Baca berita lengkapnya di sini.
3. Gara-gara Lockdown, Perancang Gaun Pengantin Ini Bakar Semua Koleksinya
Seorang perancang gaun pengantin di Italia membakar seluruh koleksi 2020-2021 untuk memprotes lockdown negara itu pada upacara pernikahan selama pandemi virus corona.
''Saya membuat kreasi saya, buah dari bakat dan kesenian saya, untuk mengirim pesan yang kuat. Karena, bahkan jika saya tidak melakukannya , keputusan ekonomi dan politik yang dipaksakan selama krisis virus corona ini juga akan ‘membakar’ gaun-gaun itu," tutur Pietro Demita, pemilik Diamond Couture di Lecce, Italia dikutip dari Insider.com, Rabu (6/5/2020).
Baca berita lengkapnya di sini.
4. Survei IBM: Pekerja Lebih Suka Bekerja Jarak Jauh Usai Pandemi
Pandemi virus corona telah menciptakan perubahan global terhadap cara orang menjalani kehidupan sehari-hari seperti bekerja, bersosialisasi hingga berbelanja kebutuhan dapur.
Meskipun tidak setiap perubahan gaya hidup yang terjadi selama pandemi akan melekat, sebagian besar pekerja berharap sistem kerja jarak jauh akan menjadi sebuah kebiasaan baru.
Baca berita lengkapnya di sini.
5. Tes PCR Pasti Akurat, Mengapa Harus Rapid Test Dulu? Ini Penjelasannya
Kendati validasi kondisi pasien terhadap Covid-19 hanya bisa dihasilkan dari tes PCR, rapid test tetap penting dan harus dilakukan paling awal.
Kepala Badan Litbangkes Kementerian Kesehatan Abdul Kadir mengatakan bahwa rapid tes sangat membantu menyaring orang dalam pengawasan (ODP) dan pasien dalam pantauan (PDP) terutama di daerah-daerah yang belum bisa melakukan tes PCR secara masif.
Baca berita lengkapnya di sini.