Bisnis.com, JAKARTA -- Masakan ikan khas perairan Sulawesi favorit Jusuf Kalla ternyata cukup mudah ditemukan di Jakarta dan tak perlu melancong jauh hingga ke Makassar.
Brando Mokalu dan Fienna Mokalu, melahap habis masakan khas Sulawesi Selatan yaitu Ikan Bakar Sukang Parape dan Udang Macho. Sembari mengemong bayi berusia lima bulan, pasangan ini mengaku sangat puas menyantap dua jenis seafood yang disajikan oleh restoran Aroma Sedap di bilangan Menteng, Jakarta Pusat.
Brando menyatakan, ikan bakar sukang dan udang macho memang diketahui adalah dua menu andalan yang hanya ada di Aroma Sedap. Keduanya memiliki cita rasa gurih dan pedas, seperti nama bumbunya yang macho alias pedas.
Restoran ini juga menyediakan sejumlah masakan khas Sulawesi lain. Misalnya, sebagai makanan penutup, Brando dan Fienna memesan es palu butung khas Sulawesi Selatan yakni pisang dengan campuran bubur sumsum.
“Kami sudah beberapa kali ke rumah makan Sulawesi, baru di restoran ini kami menemukan ikan bakar sukang parape. Terus kalau udang macho khas bumbu dari Aroma Sedap juga enak,” kata Brando kepada Bisnis di Restoran Aroma Sedap beberapa waktu yang lalu.
Ditemui di lokasi yang sama, Felica, Brand Manager Aroma Sedap menyatakan ada banyak menu andalan Aroma Sedap yang hanya satu-satunya ada di Jakarta yaitu Ikan Kudu-Kudu Goreng Bawang Putih, Ikan Bakar Sukang Parape, Udang dan Kepiting bumbu Macho.
Beberapa jenis ikan lain yang disediakan Aroma Sedap adalah; Ikan Cepak, Ikan Kaneke, Ikan Katamba, Ikan Lemuru, dan Ikan Sunu Hidup. Ikan Kudu-kudu yang merupakan menu andalan di restoran ini, memiliki perpaduan citarasa pedas dan gurih bawang putih yang sangat menonjol.
Bentuk ikan kudu-kudu yang seperti balok ini dibelah dan dipotong dagingnya dalam ukuran kecil berbentuk fillet. Proses pemotongan ikan juga sangat rapi sehingga tak menghilangkan kerangka asli ikan sebagai wadah makanan.
Felicia pun memerinci, jenis ikan kudu-kudu dan ikan sukang memang asli didatangkan dari Pare-pare, Sulawesi Selatan. Maklum, Felicia mengaku dua jenis ikan ini hanya hidup di perairan Sulawesi. Apalagi, restoran Aroma Sedap merupakan diaspora dari Warung Sedap yang berlokasi di Pare-pare dan sudah beroperasi sejak 1975.
“Karena ikan-ikan ini datang dari Sulawesi kita pernah juga alami keadaan susahnya dapat kiriman ikan. Stok jadi terbatas dan kurang. Pernah terjadi sewaktu pasang laut naik cukup lama, atau angin yang membuat nelayan disana susah melaut,” jelas Felicia.
Menu makanan Sulawesi kini bisa dinikmati di Jakarta dengan rasa yang sama./Gloria FK Lawi
Berdasarkan pantauan Bisnis, pada dinding restoran dipajang sejumlah foto pengunjung restoran yang tercatat sebagai tokoh public. Misalnya saja; Menteri BUMN Erick Thohir, mantan Wakil Presiden 2014-2019 Jusuf Kalla, Ketua Umum DPP PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri, mantan Wakil Presiden 2009-2014 Boediono, dan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa. Restoran dengan kapasitas 150 orang ini sangat ramai pada jam makan siang. Selain itu, restoran ini seringkali dipesan sebagai lokasi acara seminar sampai pernikahan.
Felicia mengakui, Jusuf Kalla dan Megawati Soekarnoputri adalah beberapa pelanggan tetap di Aroma Sedap. Dia membeberkan, putri Soekarno itu paling gemar memesan ikan bakar sukang. Sebaliknya, Jusuf Kalla yang berdarah Sulsel justru lebih suka memesan sup kepala ikan. Jenis ikan yang paling disukai Jusuf Kalla adalah ikan kerapu. Meski demikian, kadangkala JK memesan jenis ikan lain namun harus dimasak sop dengan rasa yang gurih.
Owner sekaligus Chief Chef Aroma Sedap, Conny Wilar menambahkan, Aroma Sedap memang berdiri atas inspirasi kesuksesan restoran keluarga Conny yaitu Warung Sedap. Dia menceritakan, sejumlah menu yang tersedia di restoran ini juga punya aturan khusus semua seafood harus segar dan dari perairan Sulawesi dan sekitarnya. Dia beralasan, mayoritas seafood di laut Jawa terlalu lama disimpan dalam air, alhasil seafood tersebut gemuk air ketimbang daging.
Dalam proses memasak, ikan kudu-kudu memang paling bagus digoreng ketimbang dimodifikasi dengan resep lain, contohnya bumbu lada hitam. Conny menyebut alasanya, ikan kudu-kudu adalah jenis ikan yang banyak mengeluarkan air selama proses memasak, sehingga tak banyak opsi dalam proses memasak.
Berdasarkan pengalamannya memasak, Conny menilai bawang putih adalah bumbu andalan untuk menghasilkan masakan yang gurih. Oleh sebab itu, bawang putih menjadi komponen utama dalam menggoreng ikan kudu-kudu. Bawang putih juga menjadi komponen utama selain cabai dan lada, dalam meracik bumbu macho untuk kepiting dan udang
“Pokoknya tips kita mayoritas bumbu pedas, supaya orang ketagihan makan. Tetapi kita tak membuat terlampau pedas karena lidah orang disini belum tentu cocok masakan pedas, kalau pedas mereka bisa komplain,” ujar Conny.
Conny menambahkan, dalam mengelola bisnis kuliner yang bisa berkembang butuh kreativitas dan inspirasi terutama dalam mengembangkan menu. Salah satu cara yang diyakini Conny dalam membuat resep masakan adalah berdoa agar mendapat wahyu dalam meracik bumbu baru.