Bisnis.com, JAKARTA - Banyak kultur baru di saat pandemi Corona terjadi di Indonesia. Tak hanya sebelum puasa Ramadan, ketika masa menahan diri itu berlangsung pun, terjadi berbagai perubahan. Tak aneh jika era pandemi Corona ini disebut-sebut melahirkan situasi normal baru atau new normal.
Boleh saja istilah new normal dianggap sebagai kalimat pelipur lara di tengah banyak hal yang tadinya biasa dilakukan berubah menjadi terlarang atau diwanti-wanti untuk ditinggalkan. Faktanya, meski belum terjadi seratus persen, banyak kultur baru terjadi di sekitar kita, mulai dari kebiasaan memakai masker dan cuci tangan pakai sabun hingga transaksi jual beli dengan perantaraan teknologi digital.
Perubahan gaya hidup akibat pandemi Covid-19 yang membatasi ruang gerak masyarakat berdampak pula pada kebiasaan keuangan sehari-hari.
Berdasarkan survei "Jenius Study: Indonesian Digital Savvy Behavior During Ramadan 2020" pada 468 digital savvy Indonesia selama April hingga Mei 2020, menabung adalah aktivitas finansial yang paling sering dilakukan selama bulan puasa.
Sebanyak 76 persen dari total responden menabung selama Ramadan tahun ini.
"Transaksi kredit lebih besar dibandingkan debit selama pandemi. Jumlah pengeluaran berkurang, transaksi menabung lebih besar. Ada shifting dari sisi transaksi debit dan kredit," kata Irwan Tisnabudi, Digital Banking Head Bank BTPN, dalam bincang-bincang daring, Kamis, seperti ditulis Antara.
Dia menuturkan alasan para responden menabung lebih banyak saat Ramadan karena pengeluaran berkurang, menyiapkan diri untuk krisis dan risiko yang mungkin terjadi kelak serta merasa saat ini waktu yang tepat untuk menabung.
"Sekarang ada awareness baru, jadi kesadaran tentang menabung untuk menyiapkan krisis di masa depan lebih tinggi, bahwa menabung untuk dana darurat itu penting," ujarnya
Selama pembatasan sosial, Jenius mencatat terjadi penurunan transaksi pada pembayaran untuk transportasi online seiring perubahan rutinitas orang-orang yang kini berdiam diri di rumah. Sama halnya dengan transaksi pembayaran hotel, pariwisata juga tiket.
Di sisi lain, transaksi untuk berbelanja daring dan donasi jadi meningkat.
"Pembayaran tagihan (dengan Jenius) naik karena kalau tadinya bisa pakai ATM, loket, sekarang hampir semua dilakukan pakai aplikasi," lanjut dia.
Berdasarkan hasil survei, terlihat adanya perubahan kegiatan responden selama Ramadan yang jauh berbeda dibandingkan tahun lalu. Sebelumnya Ramadan dihabiskan dengan buka puasa bersama keluarga dan teman, ngabuburit, ibadah di luar rumah serta belanja baju baru untuk lebaran.
Tahun ini, 78 persen responden beribadah hanya di dalam rumah. Alih-alih ngabuburit, waktu luang dipakai untuk menonton film (71 persen), komunikasi tetap berjalan meski hanya dilakukan lewat panggilan video bersama keluarga dan teman (56 persen). Selain itu, aktivitas lain yang sering dilakukan selama pandemi adalah membeli makanan lewat layanan pesan antar (44 persen) serta berdonasi (18 persen).
Selain itu, 91 persen masyarakat tidak melakukan tradisi mudik pada tahun ini. Tiga aktivitas yang akan dilakukan ketika tidak menjalani tradisi mudik adalah video call dengan keluarga dan kerabat (51 persen), menghabiskan waktu bersama keluarga di rumah (42 persen), dan mengunjungi tetangga terdekat (5 persen).