Bisnis.com, JAKARTA - Di di Asia Timur dan Asia Tenggara, masker telah lama menjadi fitur umum yang digunakan pada kehidupan sehari-hari untuk tujuan kesehatan, aksesori fesyen, dan kadang dianggap sebagai kelas sosial penggunaannya.
Namun kini keadaannya berubah, masker telah menjadi bagian penting dari kehidupan manusia setelah pandemi virus corona merebak.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) memberikan arahan agar masker bedah, yang banyak digunakan sebelumnya, diprioritaskan untuk pekerja medis.
Sementara masyarakat yang tidak melakukan kontak langsung dengan pasien atau sumber virus dapat menggunakan masker kain untuk mengatasi kelangkaan.
Tren masker berbahan kain tidak butuh waktu lama untuk menjadi sebuah fashion item. Puluhan merek fesyen dunia kini memproduksi masker non-medis dengan desain bergaya.
Beberapa organisasi dan desainer lokal turut memanfaatkan momentum ini untuk mengekspresikan kreativitas pada desain masker sambil berdonasi kepada mereka yang rentan terpapar dan terdampak oleh virus corona.
Di antaranya adalah gerakan masker untuk Indonesia yang diinisiasi oleh kumpulan relawan dan pelaku industri kreatif.
Gerakan ini berjalan dengan program khusus yakni pesan 1, berbagi 3 yang artinya setiap 1 pemesanan akan sekaligus berbagi masker kepada mereka yang membutuhkan.
Tim Relawan Masker untuk Indonesia Kevin Osmond menuturkan bahwa di satu kesadaran masyarakat untuk menggunakan masker sangat rendah, di sisi lain ketersediaannya juga terbatas.
"Tujuan kami adalah untuk menahan laju penularan virus corona dengan membagikan sebanyak-banyaknya masker bagi mereka yang membutuhkan terutama masyarakat pra sejahtera," ujarnya kepada Bisnis.
Masker yang dijual seharga Rp39,900 ini adalah masker berbahan kain scuba yang dihiasi dengan desain khusus dari puluhan pelaku industri kreatif lokal.
Pembeli dapat memilih desain unik karya beberapa ilustrator serta merek fesyen lokal seperti Abenk Alter, Darbotz, Kamengksi, Imaji Studio, Liunic, Kojo, Monstore, hingga Goodsdept.
Menurut Kevin, para seniman dan pelaku industri kreatif yang berkolaborasi dengan Masker untuk Indonesia memberikan desainnya secara sukarela atas dasar kemanusiaan.
Melalui desain masker yang spesial, tidak hanya warna polos yang banyak dijual di pasaran, diharapkan dapat menjadi daya tarik lebih untuk masyarakat serta sebagai bentuk apresiasi terhadap karya seni lokal anak bangsa.
Yang jelas, bentuk solidaritas yang mendorong desain masker yang beragam dan unik ini memunculkan gagasan bahwa masker bukan untuk perlindungan diri semata tetapi pilihan pakaian dan aksesoris atau bahkan koleksi dan pajangan.
Pandemi juga bukan berarti para pegiat industri ini menyerah pada keadaan dan mati gaya.