Bisnis.com, JAKARTA - Selain platform digital berbayar yang makin marak, kehadiran drive-in cinema diharapkan menjadi awal bangkitnya industri perfilman Tanah Air yang terpukul akibat pandemi Covid-19.
Sineas Riri Riza mengatakan drive-in cinema dapat menjadi alternatif saluran distribusi film selain platform digital berbayar. Namun, dia tak menampik bahwa drive-in cinema belum sepenuhnya bisa menyaingi platform digital berbayar maupun bioskop konvensional.
"Drive-in cinema memang bisa jadi alternatif hiburan di tengah physical distancing atau new normal. Tetapi sifatnya hanya sebatas rekreasi sesekali saja. Tentu secara bisnis tidak maksimal," katanya dalam sebuah diskusi daring pada Kamis (5/6/2020).
Pasalnya, drive-in cinema tidak bisa menjangkau penikmat film secara luas. Sudah barang tentu, mereka yang bisa menikmati drive-in cinema adalah mereka yang mempunyai kendaraan roda empat saja.
Namun yang jelas, apapun saluran distribusi yang digunakan semuanya dikembalikan lagi pada kreativitas seluruh insan perfilman. Oleh karena itu, dia meminta agar seluruh insan perfilman Indonesia tetap produktif dan mampu menelurkan karya-karya terbaiknya walaupun pandemi Covid-19 belum sepenuhnya usai.
Adapun, selain drive-in cinema, sineas yang sempat menyabet Piala Citra itu menyebut bioskop gaya baru yang kemungkinan akan hadir adalah bioskop luar ruangan. Tentunya yang juga menerapkan pembatasan jaran fisik antarpenontonnya.
"Bioskop mau bagaimanapun juga tidak akan mati atau tergantikan dengan platform digital. Terlebih bagi generasi seperti kami-kami ini yang tak terlalu terbiasa dengan gadget dan punya pengalaman atau kenangan tersendiri dengan bioskop," tutupnya.
Drive-in cinema sebenarnya bukan barang baru di Indonesia. Pada dekade 1970an drive-in cinema yang disebut sebagai teater kendara sempat populer. Bahkan Indonesia pada dekade tersebut memiliki drive-in cinema pertama dan terbesar di Asia Tenggara yang terletak di Ancol, Jakarta Utara.
Pendirian drive-in cinema itu diinisiasi oleh konglomerat properti Alm. Ciputra setelah dirinya kembali dari Amerika Serikat. Dia terinspirasi oleh drive-in cinema yang sudah lahir terlebih dahulu di negara tersebut sejak dekade 1930an.
