Bisnis.com, JAKARTA - Keberadaan Reisa Broto Asmoro saat mendampingi Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Achmad Yurianto mendapat sambutan positif para warganet.
Peneliti sosial media dari Drone Emprit, Ismail Fahmi mengatakan bahwa respon positif warganet pada kebijakan kenormalan baru mengalami kenaikan pasca-Reisa mulai mendampingi Achmad Yurianto dalam konferensi pers update kasus Covid-19.
"Percakapan new normal dan Reisa ini memang menampilkan dua respon yang bertolak belakang. Yang satu 'tidak percaya' yang satunya lagi 'percaya'. Mungkin ini strategi pemerintah untuk menaikkan kepercayaan publik yang selama ini rendah, melalui sosok Reisa," cuitnya melalui akun Twitter @Ismail Fahmi pada Selasa (9/6/2020).
Adapun hasil penelitian Ismail dengan topik Pemaparan Big Data LP3ES tentang Kebijakan New Normal menunjukkan bahwa saat ini Indonesia menjadi negara yang paling masif membahas 'New Normal' di media sosial Twitter.
Berdasarkan peta Social Network Analysis (SNA) pada periode 16 Mei-8 Juni 2020, percakapan 'new normal' didominasi warganet Indonesia yang terdiri atas tiga klaster besar yakni pro pemerintah, pro oposisi, dan media.
Warganet yang tidak mempercayai kebijakan 'new normal' sebagai solusi di tengah pandemi Covid-19 beralasan kasus positif dan kurva yang masih tinggi, adanya kemungkinan gelombang kedua, dan jumlah tes Covid-19 yang masih minim.
Sedangkan peta SNA tentang 'Reisa' memperlihatkan sebuah cluster dari netizen yang bukan dari cluster pro-kontra, cenderung positif.
"Narasi optimisme dan harapan banyak disampaikan dalam top twit, supaya komunikasi pemerintah makin bagus, good looking dan latar belakang profesionalnya sesuai dengan peran terkait kesehatan ini menjadi perhatian besar publik," ujar Ismail.
Menurutnya, banyak warganet yang mengaku termotivasi untuk menjalankan protokol kesehatan seperti memakai masker, rajin mencuci tangan, dan menjaga jarak aman (physical distancing).
Kendati demikian, dia belum bisa menyimpulkan bahwa keberadaan Reisa memang menjadi pemicu naiknya optimisme warganet terhadap kebijakan pemerintah terkait penanganan Covid-19.
Pasalnya, ungkapan warganet masih sebatas pada ekspektasi dan kepercayaan. Walhasil, 'efek Resa' terhadap kesuksesan penanganan Covid-19 masih perlu dikaji lebih dalam.