Bisnis.com, JAKARTA – Sebuah studi di Eropa menemukan bahwa darah pasien virus corona yang telah sembuh dapat membantu proses pemulihan pasien yang masih dalam perawatan akibat penyakit ini.
Dilansir dari Express UK Rabu (10/6/2020), para peneliti mengklaim pemberian bagian cairan darah, yang dikenal sebagai plasma penyembuh, terbukti mempercepat proses pemulihan pada penderita Covid-19. Para peneliti menyebut mereka yang berusia di bawah 60 tahun dan telah dinyatakan positif Covid-19, adalah yang paling diuntungkan.
Para peneliti mengklaim gejala mereka berkurang secara dramatis dan virus corona hilang dalam waktu seminggu setelah injeksi. Namun ketika disuntikkan ke pasien yang usianya lebih dari 60 tahun, efek nya lebih lambat. Adapun terapi injeksi plasma ini membutuhkan waktu antara 10 dan 30 hari.
Diketahui, plasma kaya akan antibodi yang digunakan oleh sistem kekebalan tubuh untuk menetralkan patogen.
Studi ini didasari dari penelitian Institut Karolinska di Swedia sera Institut Kesehatan dan Kesejahteraan di Finlandia yang fokus pada 10 studi tentang terapi.
Sebanyak 61 pasien coronavirus ikut serta dalam uji coba ini. Mereka tersebar di seluruh China, Korea Selatan dan Amerika Serikat. Usia pasien berkisar antara 19 hingga 100 tahun.
Studi ini menemukan satu dari dua pasien telah pulih pada akhir minggu pertama, sementara 40 persen lainnya antara 8 dan 29 hari setelah transfusi.
Ville Pimenoff dari Institut Karolinska yang memimpin penelitian mengatakan hasil yang ditinjau menunjukkan bahwa terapi CP untuk Covid-19 aman dan efektif, serta menciptakan respons pemulihan yang cepat dari sekitar setengah pasien yang berpartisipasi. "Sinyal waktu pemulihan yang lebih singkat ini secara signifikan terkait dengan pasien di bawah usia 60," sebutnya.
Para peneliti menambahkan hasil uji klinis acak pertama, tidak menunjukkan perbaikan dalam waktu pemulihan untuk pasien lanjut usia dengan Covid-19 yang parah.
“Oleh karena itu, kami berpendapat bahwa pasien yang lebih tua mungkin memerlukan waktu yang jauh lebih lama untuk pemulihan. Data uji klinis acak lebih lanjut untuk Covid-19 dengan standar etika yang ketat sangat dibutuhkan,” tambah Pimenoff.
Sementara itu sebuah uji coba sedang berlangsung di Rumah Sakit Guy dan St Thomas di London termasuk terapi plasma untuk pasien coronavirus.