Ilustrasi vaksin virus corona/istimewa
Health

Penelitian di Wuhan Sebut Manusia Mungkin Tidak Akan Kebal Terhadap Virus Corona

Syaiful Millah
Kamis, 18 Juni 2020 - 15:04
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA – Penelitian baru tentang antibodi oleh para ilmuwan China dan Amerika Serikat mengungkapkan bahwa manusia mungkin tidak akan pernah bisa mengembangkan kekebalan terhadap virus corona baru.

Para ilmuwan di Wuhan menyimpulkan hal tersebut lantaran penelitian ini membuktikan hanya sebagian pekerja rumah sakit yang melakukan kontak langsung dengan pasien, yang telah mengembangkan antibodi.

Para peneliti menyatakan temuannya dalam makanan non-peer-review yang diposting di MedRxiv.org. mereka menyebut bahwa orang tidak mungkin menghasilkan antibodi pelindung yang tahan lama terhadap virus ini.

Ini dinyatakan setelah adanya proyeksi yang meyakini perlombaan pengembangan vaksin dapat berubah menjadi pertempuran politik di sejumlah negara, termasuk Amerika Serikat yang bersiap mengadakan kampanye.

Sebagaimana diketahui, sejauh ini ada empat pengembangan vaksin yang sudah masuk tahapan uji eksperimental di Amerika Serikat. Anthony Fauci, direktur National Institute of Allergy and Infectious Diseases (NIAID) memperingatkan bahwa politik bisa menghambat pengembangan vaksin.

“Kami akan mulai membuat dosis vaksin jauh sebelum kami tahu bahwa vaksin itu akan bekerja,” katanya dalam wawancara dengan Journal of the Medical Association.

Menyikapi masalah ini, presiden Amerika Serikat Donald Trump mengungkapkan harapannya untuk vaksin potensial. Menurutnya, produksi vaksin itu bertujuan untuk nantinya mendistribusikan vaksin secepat mungkin.

Selain Amerika Serikat, Inggris juga merupakan negara yang pengembangan vaksinnya terdepan. University of Oxford telah mempresentasikan versi vaksinnya dan menyebut akan siap pada Oktober tahun ini.

Perusahaan farmasi raksasa AstraZeneca bersama dengan pemerintah Inggris, mendukung penuh pengembangan vaksin dari kampus ternama itu. Saat ini, uji coba pada manusia masih berlangsung dan telah masuk ke tahap dua.

AstraZeneca mengungkapkan bahwa mereka telah mencapai kesepakatan untuk mendistribusikan sekitar 2 miliar dosis ke berbagai negara di penjuru dunia. CEO AstraZeneca, Pascal Soriot, menjelaskan fase pertama uji vaksin di Inggris akan benar-benar selesai karena fase keduanya telah dimulai.

Adapun, fase selanjutnya yakni fase ketiga merupakan titik penting untuk menguji efektivitas virus karena pada tahap ini, vaksin akan dites kepada ribuan orang untuk menguji efektivitas, efisiensi, juga keamanan akhir.

“Jika semuanya berjalan dengan baik, kami akan mendapatkan hasil uji klinis pada Agustus atau September. Kami akan memproduksi vaksin secara paralel dan kami siap mengirimkannya mulai Oktober,” katanya.

Penulis : Syaiful Millah
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro