Ilustrasi stres/Reuters-Paul Hackett
Health

Pasien Covid-19 Dengan Hormon Stres Tinggi Lebih Berisiko Meninggal Dunia

Syaiful Millah
Selasa, 23 Juni 2020 - 10:13
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA – Sebuah studi anyar menyatakan bahwa pasien virus corona Covid-19 dengan tingkat hormon kortisol atau hormon stres dalam darah yang lebih tinggi, berpotensi meninggal lebih besar.

Dilansir dari Metro UK, Selasa (23/6) ilmuwan dari Imperial College London menemukan kadar hormon secara signifikan lebih tinggi pada pasien virus corona dibandingkan dengan mereka yang tidak terinfeksi.

Sebagai informasi, hormon kartisol dilepaskan oleh kelenjar adrenalin yang memacu perubahan metabolisme, fungsi jantung, dan sistem kekebalan tubuh sebagai respons terhadap situasi yang menimbulkan stres.

Ini adalah pertama kalinya kortisol dikaitkan dan diindikasikan sebagai penanda virus corona baru. Para peneliti percaya temuan ini bakal membantu dokter mengidentifikasi orang yang perlu melakukan perawatan intensif di rumah sakit.

Para ahli itu mempelajari 535 pasien di tiga rumah sakit di London, yakni Charing Cross, Hammersmith, dan St Mary. 403 pasien di antaranya dinyatakan terinfeksi atau positif Covid-19. Mereka melakukan pengecekan terhadap hormon stres yang ada dalam darah.

Tingkat kortisol yang sehat adalah 100-200 nm/L dan hampir nol ketika tidur, sedangkan tingkat lebih dari 1.000 nm/L dianggap tinggi dan sering menunjukkan kondisi pasien yang tidak sehat hingga mengalami trauma.

Adapun, para peneliti menemukan bahwa tingkat kortisol pada pasien virus corona baru naik menjadi 3.241. Hasil ini digambarkan oleh para peneliti sebagai tingkatan yang sangat tinggi. Tim peneliti berharap temuan itu dapat divalidasi dalam studi klinis yang lebih besar.

Waljit Dhillo, kepala divisi diabetes, endokrinologi, dan metabolisme di Imperial College London mengatakan bahwa temuan itu sangat masuk akal dari sisi endokrinologi. Pasien Covid-19 yang parah akan memiliki kada kortisol lebih tinggi.

“Tiga bulan yang lalu, ketika kami mulai melihat gelombang pasien Covid-19 di rumah sakit di London, kami hanya memiliki sedikit informasi tentang bagaimana cara terbaik melakukan triase kepada mereka,” katanya.

Dia melanjutkan penemuan ini akan memudahkan para staf rumah sakit melihat tanda-tanda pasien mana yang perlu diprioritaskan mendapat perawatan intensif dan mana yang tidak. Temuan ini akan menambah daftar panjang riwayat pasien berpotensi tinggi yang telah ada sebelumnya.

Penulis : Syaiful Millah
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro