Bisnis.com, JAKARTA - Dalam integrasi menuju normal baru pembukaan industri pariwisata harus menjamin kesehatan bagi petugas di garda terdepan yakni pengukur suhu di semua pintu masuk ke lokasi wisata.
Menurut Dirjen Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan dr. Kirana Pritasari menyatakan kondisi pandemi Covid-19 di Indonesia masih cukup menantang. Hal ini dikarenakan pandemi diprediksi belum berakhir sehingga kurva belum menunjukkan tren penurunan.
Keputusan untuk mengaktivasi lagi bisnis pariwisata, perhotelan dan ritel membuat protokol kesehatan wajib diterapkan. Salah satu protokol itu adalah mengecek suhu setiap orang yang datang dan masuk ke lokasi wisata.
“Petugas pengukur suhu ini harus diperhatikan sekali kerjanya. Mereka ini yang paling banyak berinteraksi dengan orang-orang. Apalagi jarak pengecekan suhu itu cukup dekat,” ujar Kirana dalam webinar Sosialisasi Kebijakan Simulasi Protokol Kesehatan Kemenparekraf, Rabu (8/7/2020).
Dia menjelaskan, penerapan shift kerja harus dilaksanakan bagi para petugas pengukur suhu. Selain itu, para pengukur suhu wajib untuk mengikuti protokol kesehata. Salah satunya yang terpenting adalah para pengukur suhu dilarang untuk menyentuh kulit.
“Misalnya hanya untuk garuk kulit, garuk kepala, itu tetap bahaya, kalau tidak hati-hati nanti pengukur suhu ini yang malah bisa jadi sumber penularan,” paparnya.
Deputi Bidang Kebijakan Strategis Kemenparekraf R. Kurleni Ukar membenarkan bahwa para pelaku usaha wajib menjamin keselamatan bukan hanya wisatawan tetapi juga pekerja dan para stakeholder setempat.
“Semua protokol sederhana itu harus dilakukan, misal rajin cuci tangan minimal 20 detik dengan sabun, mengukur suhu tubuh, dan mulai melakukan transaksi non tunai atau cashless,” terang Kurleni.
Dia menyatakan langkah pembukaan industri pariwisata ini bertujuan untuk memperbaiki geliat ekonomi di Indonesia. Meski kurva kasus baru Covid-19 belum menunjukkan tren penurunan, namun Indonesia mau tak mau harus mengadaptasi kebiasaan normal baru agar industri tetap bergerak.