Bisnis.com, JAKARTA – Pelecehan seksual terhadap anak-anak masih saja marak. Kasus terakhir, justru anak korban pemerkosaan yang sedang dalam perlindungan.
Melihat masih maraknya kasus pelecehan seksual pada anak, Psikolog Gisella Tani Pratiwi mengatakan hal ini menunjukkan perlunya peningkatan kualitas SDM dan sistem pengawasan kinerja.
Selain itu, kasus seperti ini memiliki dampak destruktif yang berkali lipat, khususnya kepada anak yang menjadi korban. “Kasus semacam ini menodai image lembaga perlindungan anak sehingga menambah faktor ketidakamanan masyarakat yang membutuhkan,” tegasnya saat dihubungi Bisnis, Rabu (8/7/2020).
Pada kasus semacam ini, korban akan mengalami trauma yang berlebih dan dapat mempengaruhi aspek emosi, sosial, pola pikir, perilaku, dan kondisi biologisnya. “Dampak bisa tertunda atau langsung. Dapat dialami jangka pendek dan panjang,” sebutnya.
Pemulihannya pun nanti dibutuhkan intervensi yang komprehensif secara psikososial, lintas bidang, dan melibatkan banyak pihak. Paling utama dan pertama menyediakan lingkungan dan pihak-pihak yang dapat menciptakan rasa aman secara psikologis.
“Intervensi dan rencana pemulihan komprehensif perlu direncanakan dengan menyesuaikan dengan kondisi khusus anak seperti karakteristik pribadi, kejadian traumatis yang dialami, dan support sistem yang dimiliki,” tukasnya.