Bisnis.com, JAKARTA - AstraZeneca Plc mengatakan telah menghentikan sementara penelitian tentang vaksin virus korona eksperimentalnya setelah seseorang yang berpartisipasi dalam uji klinis jatuh sakit.
Vaksin yang dikembangkan AstraZeneca bersama para peneliti dari Universitas Oxford, termasuk sebagai salah satu kandidat yang dipercaya akan segera dipasarkan.
"Ini adalah tindakan rutin yang harus dilakukan setiap kali ada penyakit yang berpotensi tidak dapat dijelaskan di salah satu uji coba, sementara itu diselidiki, untuk memastikan kami menjaga integritas uji coba," kata juru bicara AstraZeneca Michele Meixell dalam sebuah pernyataan dikutip dari Bloomberg.
Meixell mengatakan bahwa perusahaan sedang bekerja untuk mempercepat peninjauan atas insiden tersebut agar uji klinis tetap berjalan. Perusahaan telah berlomba untuk menemukan vaksin Covid-19 dengan cepat dengan harapan dapat melumpuhkan pandemi saat musim flu lainnya membayangi di belahan bumi utara.
Institut Jenner Universitas Oxford tidak belum memberikan komentar atas penundaan tersebut.
Berita tentang kemunduran uji coba pertama kali dilaporkan oleh STAT.
Keputusan untuk mengerem mengejutkan investor, dan membuat saham AstraZeneca yang diperdagangkan di AS turun tajam, sekaligus meningkatkan saham beberapa pesaing yang juga mengembangkan potensi vaksin Covid-19.
Pada akhir perdagangan di New York, saham AstraZeneca turun sebanyak 8,3%, sedangkan Moderna Inc. dan BioNTech SE mengalami kenaikan saham. Ketiga perusahaan berpartisipasi dalam Operation Warp Speed, program administrasi Trump untuk mempercepat penemuan dan distribusi inokulasi yang layak.
