Ginjal/wikybrew.com
Health

Cara Mendeteksi Penyakit Ginjal Kronik

Desyinta Nuraini
Jumat, 11 September 2020 - 21:04
Bagikan

BIsnis.com, JAKARTA - Penyakit ginjal kronik (PGK) kerap kali tidak terdeteksi. Hal ini karena penyakit ini tidak memiliki gejala spesifik.

Pokja Transplantasi Ginjal, Departemen Penyakit Dalam FKUI-RSCM, dr. Maruhum Bonar H. Marbun mengatakan tidak ada keluhan spesifik ketika seseorang ternyata menderita PGK. Namun beberapa pasien mengeluhkan rasa mual, badan lemas, atau merasa nyeri pada punggung bagian bawah dan dapat menjalar ke perut bawah atau selangkangan ketika duduk terlalu lama dalam perjalanan yang jauh.

Kendati demikian perlu dicatat keluhan-keluhan tersebut bisa saja menandakan penyakit lain. Oleh karena itu mendiagnosis seseorang terkena PGK hanya bisa diketahui melalui hasil pemeriksaan di laboratorium.

"Biasanya orang datang ke tempat kami itu dengan keluhan yang bukan terkait dengan murni gangguan ginjal," ujarnya dalam media briefing RSCM, Jumat (11/9/2020).

Bonar menerangkan pada umumnya orang dengan fungsi ginjal tinggal 15 persen saja tidak mengalami keluhan. Beberapa pekan lalu bahkan ada seorang atlet olahraga yang sering ikut pertandingan internasional ternyata sudah masuk ke dalam kondisi gagal ginjal.

"Dia tidak percaya orang olahraga terus tiba-tiba dia diputuskan gagal ginjal dan itu banyak bukan hanya 1-2 orang," ungkapnya.  

Lebih lanjut Bonar menjabarkan penyakit ginjal tahap akhir (End Stage Renal Disease/ ESRD) mayoritas disebabkan oleh penyakit kronik, seperti hipertensi dan diabetes mellitus. Selain itu bisa disebabkan karena radang ginjal (glomerulonefritis), kista ginjal, dan sumbatan saluran kemih.

Berdasarkan data yang dihimpun dalam Indonesian Renal Registry (IRR) tahun 2018, terdapat 65.947 pasien baru yang membutuhkan cuci darah, 92 persen diantaranya termasuk dalam kategori penyakit ginjal tahap akhir.

Adapun pencegahan yang harus dilakukan untuk penyakit kronik seperti hipertensi dan diabetes mellitus yaitu menjaga tekanan darah dan kadar gula darah dalam batas normal, patuh terhadap pengobatan yang diberikan dan mempraktikkan gaya hidup sehat seperti mengonsumsi diet harian yang tepat, melakukan aktivitas fisik, menjaga berat badan, beristirahat cukup, menghentikan konsumsi zat yang tidak baik seperti merokok, minuman beralkohol.

Langkah-langkah ini perlu diterapkan bagi calon donor transplantasi dan resipien sebelum prosedur dilakukan.

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro