Bisnis.com, JAKARTA - Peneliti Columbia Engineering melaporkan bahwa RNA yang diakhiri sofosbuvir lebih resisten terhadap proofreader SARS-CoV-2, virus yang menyebabkan Covid-19, daripada RNA yang diakhiri dengan remdesivir.
Hasil studi baru dari jurnal Nature Research Scientific Reports yang diterbitkan hari ini mendukung penggunaan obat hepatitis C EPCLUSA yang disetujui FDA yakni sofosbuvir atau velpatasvir, yang dikombinasikan dengan obat lain dalam uji klinis Covid-19.
Melansir Medical Xpress, Rabu (7/10/2020), proofreader berbasis eksonuklease SARS-CoV-2 menjaga keakuratan replikasi genom RNA virus untuk mempertahankan virulensi. Oleh karena itu, antivirus efektif apa pun yang menargetkan polimerase SARS-CoV-2 harus menunjukkan tingkat ketahanan tertentu terhadap aktivitas pemeriksaan ini.
"Kami menemukan bahwa RNA yang diakhiri oleh sofosbuvir menolak penghapusan oleh eksonuklease ke tingkat yang jauh lebih tinggi daripada RNA yang diakhiri oleh remdesivir, obat lain yang digunakan sebagai terapi Covid-19," kata ketua tim PI Jingyue yang merupakan Direktur,Pusat Teknologi Genom & Rekayasa Biomolekuler.
Studi baru dibangun di atas pekerjaan sebelumnya yang telah dilakukan para peneliti. Januari lalu, sebelum Covid-19 mencapai status pandemi, tim mengemukakan bahwa EPCLUSA dapat menghambat SARS-CoV-2. Penalaran mereka didasarkan pada analisis struktur molekul dan aktivitas penghambat virus hepatitis C serta perbandingan replikasi virus hepatitis C dan virus corona.
Dalam penelitian selanjutnya, para peneliti menunjukkan bahwa obat aktif sofosbuvir triphosphate yang digabungkan oleh polimerase SARS-CoV 2 mematikan reaksi polimerase. Peneliti lain sejak itu menunjukkan kemampuan sofosbuvir untuk menghambat replikasi SARS-CoV-2 di sel paru-paru dan otak. Saat ini, uji klinis Covid-19 dengan sejumlah obat hepatitis C seperti EPCLUSA dan kombinasi sofosbuvir dan daclatasvir (yang mirip dengan velpatasvir) sedang berlangsung di beberapa negara.
Ju mencatat bahwa pracetak baru-baru ini dari UC Berkeley menunjukkan bahwa kombinasi remdesivir dan EPCLUSA meningkatkan kemanjuran remdesivir 25 kali lipat dalam menghambat SARS-CoV-2. "Hasil ini menawarkan dasar molekuler yang mendukung penelitian EPCLUSA dalam kombinasi dengan remdesivir untuk uji klinis Covid-19," tukasnya.