Bisnis.com, JAKARTA - Menjelang akhir tahun dan sebelas bulan berlalu, pandemi masih terus menyebar ke seluruh dunia dengan cara yang mengkhawatirkan. Kendati begitu, sejumlah kabar positif muncul dari sisi pengembangan vaksin Covid-19.
Sejauh ini, hampir 5 kandidat telah mengumumkan hasil penelitian yang menjanjikan tentang vaksin virus corona mereka. Terbaru, laporan dari Moderna telah membuka harapan tentang keberhasilan melawan pandemi global ini.
Dilansir dari Times of India, Selasa (17/11) berikut ini adalah perkembangan teranyar dari sejumlah vaksin Covid-19 yang dikembangkan oleh berbagai perusahaan dan lembaga kesehatan di dunia.
1. Moderna
Perusahaan Moderna mengumumkan tingkat efektivitas vaksin yang mencapai 94,5 persen awal pekan ini. Mereka juga merinci rencana distribusi dan pasokan vaksin yang diharapkan bisa menjadi yang terdepan.
Perusahaan mengumumkan informasi dari data observasi awal, yang menemukan bahwa vaksin pertama dari jenisnya itu efektif lebih dari 94,5 persen. Ahli penyakit menular Anthony Fauci mengapresiasi hal tersebut sebagai hasil memukau.
Tingkat kemanjuran yang keluar dari vaksin Moderna saat ini lebih tinggi daripada yang dimiliki kandidat vaksin lainnya. Data itu juga dapat mendorong otoritas AS untuk memberikan otoritas penggunaan darurat.
Juru bicara Moderna mengatakan bahwa tidak ada efek samping besar dan keluhan yang dilaporkan pada kelompok sukarelawan, yang menandakan bahwa vaksin tersebut relatif aman.
2. Pfizer
Perusahaan farmasi lainnya yakni Pfizer telah mengumumkan terlebih dahulu data keamanan kandidat vaksin, yang dikembangkannya bersama dengan perusahaan farmasi Jerman BioNTech.
Vaksin yang saat ini berada dalam tahap kritis pengujian fase ketiga itu, dilaporkan efektif dan aman lebih dari 90 persen. Laporan muncul dar data observasi yang dikumpulkan dari uji coba fase pertama dan kedua.
Kemampuan vaksin termasuk untuk kelompok berisiko tinggi, seperti orang tua yang juga terlibat dalam uji coba. Dengan demikian, vaksin ini merupakan salah satu kandidat teratas dalam perlombaan pengembangan vaksin yang ada.
Namun, kendala terbesar dari vaksin Pfizer terletak pada harga dan penyimpanannya. Tingginya harga vaksin telah mengkhawatirkan pada ahli, mengingat perusahaan tidak menerima dana penelitian dari pemerintah Amerika Serikat.
Selain itu, vaksin memerlukan bentuk akses pasukan khusus, karena perlu disimpan pada suhu yang sangat dingin, yang tidak bisa dilakukan sembarangan. Artinya, akses distribusi vaksin bisa saja terhambat untuk sejumlah wilayah dan negara.
3. COVAXIN
COVAXIN telah mendapat dukungan dari Bharat Biotech India. Vaksin itu sudah memasuki uji coba fase ketiga dengan sukarelawan yang mendaftar untuk ikut serta dalam pengujian.
Uji coba fase ketiga akan melibatkan hampir 26.000 relawan, yang merupakan uji coba terbesar di India sejauh ini. Ini juga pertama kalinya vaksin India mencapai uji klinis fase tersebut selama krisis pandemi Covid-19.
COVAXIN dibuat menggunakan versi virus yang tidak aktif, telah terbukti aman dan efektif dalam mencegah infeksi pada studi fase pertama dan kedua. Respons imunogenisitas yang dapat ditoleransi juga terlihat.
Sementara pihak berwenang telah berjanji bahwa tingkat kemanjuran dan waktu pengiriman vaksin bakal sesuai dengan kandidat global lainnya, tetapi hingga kini masih belum diketahui kapan kiranya perusahaan bakal menyiapkan dosis.
Selain COVAXIN, pabrikan vaksin India lainnya ZyCOV-D akan segera memasuki uji coba fase ketiga. Pembuat vaksin lainnya Biologic E juga diharapkan bakal memulai uji klinis manusia salah satu vaksin Covid-19 yang dikembangkannya.
4. Sputnik V
Vaksin Covid-19 Sputnik dari Rusia juga terbilang ambisius, tetapi dipenuhi dengan kontroversi. Vaksin tersebut merupakan yang pertama didaftarkan untuk digunakan di pantai India.
Sesuai dengan laporan, vaksin itu akan dipasarkan oleh raksasa farmasi Dr Reddy's dan akan mencapai fasilitas medis di Kanpur, India dalam waktu dekat. Ini sejalan dengan pemerintah India yang telah menjalin hubungan dengan Rusia terkait vaksin.
Pengujian dan Pemantauan dilaporkan akan dilakukan dalam beberapa minggu mendatang. Uji coba bakal dilakukan pada setidaknya 1.500 sukarelawan di sepuluh titik fasilitas kesehatan.
Sejauh ini, Rusia telah mengklaim laporan keamanan dari evaluasi menunjukkan bahwa vaksin tersebut efektif hingga 92 persen. Akan tetapi, laporan ini tidak disertai dengan bukti penelitian sehingga dipertanyakan sejumlah pihak.
Vaksin Sputnik V dilaporkan bakal diproduksi dalam dua bentuk. Pertama bentuk cair yang harus disimpan dengan -18 derajat Celcius dan bentuk kering-beku yang dapat disimpan pada suhu yang relatif mudah, yakni 2-8 derajat Celcius.
5. Vaksin Oxford-Astrazeneca
Dalam konteks India, negara tersebut dilaporkan bakal mendapatkan sekitar 100 juta dosis vaksin pada Desember mendatang dari pengembangan vaksin dari University of Oxford dan perusahaan AstraZeneca.
Serum Institute of India menawarkan harapan menggembirakan bahwa masyarakat India dapat memiliki akses ke Vaksin Covid-19 pada akhir tahun ini. Perusahaan mitra India, Pune mengumumkan bahwa lebih dari 100 juta dosis eksperimental bakal disiapkan pada Desember.
Otoritas pemerintah setempat juga tengah menyiapkan daftar petugas layanan kesehatan dan staf penting yang akan divaksinasi terlebih dahulu, yang semuanya didasarkan pada prioritas risiko kerentanan.
Selain itu, SII juga telah berjanji untuk mencadangkan setidaknya 50 persen dosis untuk India dan negara berkembang lainnya untuk akses vaksin global dengan harga yang terjangkau.
Namun demikian, perlu dicatat bahwa uji coba vaksin dari Oxford dan AstraZeneca saat ini masih dalam tahapan uji klinis ketiga secara global. Hasil keamanannya diharapkan keluar pada pertengahan Desember mendatang.