Bisnis.com, JAKARTA – Vaksin virus corona Covid-19 akan menjadi cara efektif untuk memberantas infeksi yang mematikan. Tiga produsen utama kini telah melaporkan temuan awal mereka memberi sinyal positif.
Dilansir dari Express UK, Selasa (24/11) University of Oxford adalah yang paling terbaru, yang mengungkapkan temuan uji klinisnya. Data sementara menunjukkan bahwa vaksin itu 70 persen efektif, dan dapat ditingkatkan hingga 90 persen dengan beberapa penyesuaian.
Pada awal bulan ini, perusahaan Pfizer-BioNTech dan Moderna juga mengklaim bahwa vaksin mereka lebih dari 90 persen efektif melindungi orang dari penyakit Covid-19. Ini merupakan hasil yang sangat baik, tetapi muncul pertanyaan tentang berapa lama kiranya vaksin akan bertahan.
Berapa lama vaksin Covid-19 bertahan?
Hingga saat ini, masih belum jelas sepenuhnya berapa lama vaksin dari masing-masing produsen akan efektif di dalam tubuh. Kembali ke Juli lalu, Oxford mengungkap bahwa vaksin mereka bertahan setidaknya selama 56 hari.
Vaksin tersebut memicu respons imun yang berhasil menyebabkan tubuh memproduksi antibodi Covid-19. Para ilmuwan melacak antibodi ini dan menemukan bahwa mereka masih ada setelah 56 hari, ketika penelitian berakhir.
Sedangkan untuk vaksin Pfizer atau Moderna, belum diketahui berapa lama masa pakai vaksin tersebut. Ini berarti bahwa masyarakat mungkin memerlukan setidaknya dua dosis vaksin agar efektif. Mungkin juga diperlukan dosis tambahan sampai infeksi benar-benar hilang.
Adapun, vaksin Oxford secara signifikan lebih murah dibandingkan vaksin dari Pfizer dan Moderna. Ji klinis mereka melibatkan basis data besar, lebih dari 24.000 orang di seluruh dunia, termasuk di Inggris, Brasil, dan Afrika Selatan.
Selain itu, vaksin dapat disimpan pada suhu lemari es dan dapat dengan mudah diberikan dalam pengaturan perawatan kesehatan saat ini. Andrew Pollard, kepala penyelidik vaksin Oxford mengatakan penemuan ini menunjukkan bahwa vaksin mereka akan dapat menyelamatkan banyak nyawa.
Dia melanjutkan bahwa salah satu regimen dari dosis uji coba menunjukkan efektivitas 90 persen, lebih tinggi dari yang dilaporkan secara keseluruhan. Menurutnya, jika regimen dosis ini digunakan, lebih banyak orang dapat divaksinasi dengan tingkat keberhasilan yang lebih tinggi.
"Pengumuman ini hanya dapat dilakukan berkat banyak sukarelawan dalam uji coba kami dan tim peneliti yang bekerja keras dan berbakat, yang berbasis di seluruh dunia,” katanya.