Bisnis.com, JAKARTA – Seseorang yang pernah terjangkit dan pulih dari Covid-19 mungkin mungkin bertanya-tanya, apakah mereka sekarang kebal terhadap virus corona? Bisakah keluar di tempat umum tanpa memakai masker? Apakah masih perlu mempraktikkan jarak sosial?
Pakar penyakit menular MD Anderson Center University of Texas Roy Chemaly memberikan empat anjuran dan larangan penting bagi mereka yang telah sembuh dari Covid-19.
- Jangan anggap kebal dari COVID-19
Hal terpenting yang harus dilakukan adalah jangan berasumsi bahwa seseorang yang telah sembuh jadi kebal terhadap virus corona. Ini karena banyak pakar masih mempelajari pola penularan virus corona.
“Jadi, meskipun seseorang pernah mengidap Covid-19 dengan gejala parah dan sembuh total tanpa komplikasi, kami tidak tahu apakah kekebalan alami akan melindunginya atau untuk berapa lama,” ungkap Chemaly, seperti dikutip MD Anderson Center.
Para ahli masih berspekulasi berapa lama kekebalan berasal dari vaksin atau paparan virus yang sebenarnya dapat bertahan lama atau mungkin hanya sementara. Jika hanya bersifat sementara, orang mungkin membutuhkan vaksin penguat setiap tahun untuk mempertahankan antibodi yang cukup untuk memberikan perlindungan yang berkelanjutan.
“Jika sistem kekebalan memperlakukan virus corona ini lebih seperti flu daripada gondongan, kekebalan mungkin tidak bertahan lebih dari empat atau lima bulan,” tambah Chemaly.
Jadi, lebih penting lagi untuk tidak menganggap seseorang aman dari infeksi ulang jika termasuk dalam salah satu kelompok ini.
- Tetap terapkan tindakan pencegahan Covid-19
Bagi penyintas Covid-19, mereka juga disarankan untuk terus mempraktikkan semua perilaku yang direkomendasikan para ahli untuk mencegah kemungkinan infeksi ulang, seperti mencuci tangan, menjaga jarak, dan memakai masker.
Ini bukan hanya menjadi contoh yang baik bagi orang lain. Penting juga untuk melindungi orang lain jika ada kemungkinan kecil penyintas Covid-19 masih dapat tertular.
Chemaly mengatakan sangat penting bagi setiap orang untuk terus menerapkan strategi pencegahan sangat penting terutama jika berada di dekat orang lain dengan gangguan kekebalan.
"Lakukan tindakan pencegahan yang sama seperti jika Anda tidak terkena Covid-19. Hindari pertemuan besar dengan orang-orang, dan bertindak seolah-olah infeksi ulang masih memungkinkan. Karena mungkin saja," ujar Chemaly
- Lakukan disinfeksi di rumah
Pastikan untuk membersihkan dan mendisinfeksi rumah secara menyeluruh setelah seseorang keluar dari karantina. Tingakan ini akan membantu melindungi orang-orang yang tinggal bersama dari virus yang mungkin tertinggal di permukaan.
Namun, Anda tidak perlu memakai masker atau menjaga jarak secara sosial dari orang yang tinggal di rumah sendiri, setelah Anda memenuhi kriteria CDC untuk menghentikan karantina," lanjutnya.
- Jangan pikir panjang untuk melakukan karantina jika kembali terpapar Covid-19
Salah satu ciri khas virus adalah bermutasi. Jika seseorang telah mengembangkan antibodi terhadap satu strain virus corona, tidak selalu berarti antibodi tersebut akan efektif melawan virus yang telah bermutasi.
“Sudah ada indikasi bahwa Covid-19 bermutasi. Kami memiliki bukti bahwa strain di Houston memperoleh mutasi spesifik yang mungkin membuatnya lebih menular, tetapi tidak lebih ganas,” papar Chemaly.
Hal ini menjadi alaasn mengapa seseorang masih harus melakukan isolasi mandiri jika seseorang merasa telah terpapar virus atau mengalami gejala mengidap Covid-19, terutama jika sudah lebih dari tiga bulan sejak orang tersebut sendiri sembuh
“Ini semua adalah wilayah baru, jadi tidak ada jaminan, Karantina diri Anda sampai masa inkubasi berlalu, hanya untuk berjaga-jaga," pungkasnya.
#satgascovid19 #ingatpesanibu #pakaimasker #jagajarak #jagajarakhindarikerumunan #cucitangan #cucitangandengansabun