Sel virus corona
Health

4 Periode Virus Corona Masuk ke Dalam Tubuh

Desyinta Nuraini
Rabu, 9 Desember 2020 - 12:42
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Virus corona (Covid-19) mempengaruhi orang secara berbeda, namun, ada periode yang jelas dari pertama kali masuk ke tubuh hingga gejala mulai muncul. 

Seperti dilansir dari Express UK, Rabu (9/12/2020), periode laten merupakan yang pertama. Ini adalah periode antara terinfeksi virus pertama kali dan menjadi menular. Periode ini digolongkan sebagai waktu yang dibutuhkan virus mendapatkan pijakan di tubuh untuk menyebabkan infeksi dan membuat salinan dirinya yang cukup.

Periode selanjutnya yakni masa inkubasi. Ini akan menjadi waktu antara terinfeksi virus dan pertama kali mengembangkan gejala umum termasuk demam, batuk terus-menerus, atau sesak napas. Virus menumpuk di dalam tubuh dan sistem kekebalan akan mulai memperhatikan sesuatu yang asing di dalam tubuh.

Periode menular menjadi yang ketiga. Ini adalah waktu dari akhir periode laten saat Anda pertama kali tertular hingga tidak lagi menular. Selama masa ini, Anda akan sangat mudah menyebarkan virus ke orang lain.

Keempat adalah periode gejala. Ini adalah waktu dari akhir masa inkubasi saat Anda mulai mengalami gejala hingga gejala mulai hilang.

Baik periode laten maupun inkubasi, keduanya dimulai pada saat yang sama ketika virus pertama kali masuk ke dalam sel-sel tubuh. Seseorang tidak langsung menularkan setelah virus masuk ke dalam tubuh.

Covid-19 pertama-tama harus masuk ke sel saluran pernapasan, kemudian membajak sel-sel ini dan bereproduksi. Setelah cukup banyak virus baru diproduksi dan dilepaskan, seseorang mulai menyebarkan virus dan menjadi sangat menular.

Sementara itu, bagi beberapa orang, tidak ada gejala sama sekali yang membuat virus menjadi lebih berbahaya sehingga orang tersebut tidak menyadari sifat menularnya. Gejala sering muncul kemudian ketika sistem kekebalan menyadari ada benda asing di dalam tubuh dan mulai bergerak melawannya. Gejala juga dapat terjadi akibat kerusakan yang disebabkan oleh virus yang baru terjadi kemudian dalam periode infeksi. 

Terlepas dari gejala umum yang diketahui oleh banyak orang, gejala lain mungkin termasuk hilangnya bau atau rasa, nyeri pada otot, masalah gastrointestinal atau sakit kepala.

Health Harvard menyebut kebanyakan orang yang terinfeksi virus Covid-19 menghasilkan antibodi, yaitu protein yang mempersulit virus untuk menginfeksi sel.

"Tetapi antibodi hanyalah salah satu bagian dari respon kekebalan tubuh. Sel T, misalnya, dapat menghancurkan sel yang sudah terinfeksi dan sel B memori dapat dengan cepat menghasilkan respons antibodi yang kuat terhadap virus yang pernah ditemukan tubuh sebelumnya. Tingkat antibodi biasanya turun begitu ancaman langsung infeksi menurun," tulis situs kesehatan itu.

Di sisi lain, beberapa penelitian baru menemukan bahwa tingkat antibodi Covid-19 menurun, tetapi kemudian menjadi stabil dan tetap di dalam darah bahkan dua hingga tiga bulan setelah terinfeksi.

Studi terbaru lainnya menemukan sel B dan sel T spesifik Covid-19 dalam darah, beberapa bulan setelah orang pulih. “Ini semua menunjukkan bahwa sistem kekebalan akan siap untuk bereaksi dengan cepat dan kuat jika kembali terpapar virus COVID-19," kata Health Harvard dalam postingannya.

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro