Bisnis.com, JAKARTA – Vaksin virus corona (Covid-19) dari perusahaan China Sinovac telah tiba di dalam negeri. Di tengah penantian hasil uji klinis dan otorisasi penggunaan dari badan berwenang, Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dikabarkan menolak vaksinasi.
Terkait dengan hal ini, Ketua Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia Zubairi Djoerban akhirnya buka suara dan memberikan klarifikasi. Menurutnya, pemberitaan tentang IDI menolak vaksin corona adalah tidak benar dan salah tafsir.
“Belakangan ini ada pihak yang anggap saya atau IDI menolak vaksin. Itu anggapan yang tidak benar. Jangan salah tafsir atas ucapan saya yang sepertinya diambil sepotong-sepotong,” tulisnya di postingan akun Twitter.
Masih dalam pernyataannya, Zubairi menegaskan bahwa organisasi IDI mendukung vaksinasi yang akan dilakukan. Akan tetapi, masih menunggu izin edar darurat atau Emergency Use Authorization (EUA) dari pihak berwenang.
“Yang jelas, organisasi IDI mendukung vaksinasi. Tentu setelah izin edar darurat (EUA) BPOM keluar,” imbuhnya di postingan Twitter.
Dalam kesempatan lain, Ketua Umum IDI Daeng M Faqih menuturkan bahwa secara resmi organisasi dokter itu mendukung upaya vaksin yang akan dilakukan pemerintah. Senada, dia juga mengingatkan bahwa pelaksanaannya harus menunggu otoritas dari BPOM.
Hal tersebut perlu dilakukan karena jika tidak ada izin penggunaan, baik dokter maupun masyarakat tidak akan bisa menggunakan vaksin tersebut.
“Bahwa apa yang dilakukan oleh dokter berkaitan dengan obat dan vaksin harus terlebih dahulu ada izin dari BPOM. Kalau itu sudah keluar maka pasti dokter dan petugas kesehatan akan mendorong pelaksanaan secepatnya dilapangan,” katanya dalam wawancara dengan TV One.
Sebagaimana diketahui, sebanyak 1,2 juta vaksin Sinovac dari China telah mendarat di Indonesia pada 6 Desember lalu. Kementerian Kesehatan menyatakan bahwa vaksin tersebut akan diberikan kepada tenaga kesehatan sebagai prioritas.