Saluran cerna manusia/Istimewa
Health

Probiotik Turunkan Risiko Sakit Pencernaan pada Anak

Gloria Fransisca Katharina Lawi
Selasa, 15 Desember 2020 - 04:09
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Bagi orangtua yang baru memiliki anak, menjaga kesehatan saluran pencernaan bayi bukanlah perkara yang mudah.

Dalam menjamin proses tumbuh kembang dan memperkokoh sistem pengembangan sistem imun anak, menjaga saluran pencernaan adalah keniscayaan.

Meski demikian, tidak semua orangtua bisa mengenali gejala masalah pencernaan pada bayi. Apalagi, jika harus mendapati beberapa mitos yang berkaitan dengan bakteri pada pencernaan anak.

Seperti diketahui, kesehatan saluran cerna sangat penting bagi tubuh sebagai satu-satunya pintu masuk nutrisi, peran nutrisi dan microbiota baik dalam saluran cerna bersimbiosis mendukung daya tahan tubuh, kecerdasan dan perilaku anak.

Berdasarkan kajian American Academy of Pediatrics (AAP) Evidence on Probiotics and Prebiotics in Infants & Children Pediatrics, dikutip Senin (14/12/2020), pemberian probiotik pada bayi dan anak sehat, pada awal diare akut akibat infeksi virus (acute viral gastroenteritis), dapat menurunkan lama sakit selama satu hari lebih cepat dibandingkan bayi/anak yang tidak diberikan probiotik.

Untuk menjamin asupan probiotik, menurut dr. Frieda Handayani, SpA(K), asupan probiotik pada awal kehidupan bayi didapatkan dari air susu ibu (ASI) mampu membantu mengoptimalkan kesehatan saluran cerna, meningkatkan daya tahan tubuh serta menunjang tumbuh kembang anak dan kecerdasan dan perilaku anak.

Hal ini dikarenakan ASI didominasi oleh jenis probiotik Streptococcaceae, diikuti Bifidobacterium dan sebagian kecil Lactobacillus.

Lantas bagaimana cara kerja probiotik pada pencernaan?

Mekanisme kerja probiotik bagi perkembangan anak juga sangat beragam.

Pertama, meningkatkan daya tahan tubuh dengan mengaktivasi makrofag dan produksi Imunoglobulin A.

Kedua, menginduksi toleransi terhadap antigen makanan.

Ketiga, menghasilkan bakteriosin yang menghambat pertumbuhan bakteri jahat.

Keempat, menstimulasi produksi musin alias lendir di saluran cerna.

Kelima, meningkatkan fungsi pertahanan saluran cerna, mengubah pH lingkungan saluran cerna agar bakteri patogen tidak dapat hidup.

Keenam, memproduksi enzim lactase, dan berkompetisi dengan bakteri pathogen.

Ketujuh, agar tidak menempel di dinding usus.

Kualitas

Sayangnya, efektivitas mikrobiota cerna dalam tubuh anak memiliki kualitas berbeda tergantung dari faktor pengembangnya.

Adapun faktor yang mempengaruhi penurunan jumlah Bifidobacterium pada bayi antara lain; penggunaan antibiotic - PPI, metode persalinan, pemberian ASI, stres, infeksi, dan kebiasaan merokok.

“Biasanya jumlah probiotik Bifidobacterium jauh lebih rendah pada usus bayi yang lahir sesar, jika dibandingkan dengan usus bayi yang lahir normal,” terang Frieda.

Dia pun menyebut jika jumlah bakteri baik meningkat, bayi akan sehat. Sebaliknya, bila jumlah bakteri tidak baik meningkat, maka risiko penyakit, alergi dan obesitas meningkat.

Probiotik juga ditemukan cukup efektif dalam mencegah diare akibat konsumsi antibiotik jangka panjang (antibiotic-associated diarrhea) pada anak sehat.

Beberapa penelitian mendukung penggunaan probiotik untuk mencegah Enterokolitis Nekrotikans pada bayi dengan BB > 1000 gram, penelitian lebih lanjut masih dilakukan.

Sementara, studi terbaru menunjukkan proteksi terhadap antibiotic-associated diarrhea alias diare akibat penggunaan antibiotik jangka panjang pada bayi yang mendapat susu formula yang mengandung Bifidobacterium lactis dan Streptococcus thermophilus.

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro