Bisnis.com, JAKARTA – Afrika Selatan telah mengumumkan bahwa varian baru dari virus corona mendorong kebangkitan penyakit saat ini dengan jumlah kasus yang dikonfirmasi, rawat inap, dan kematian yang lebih tinggi.
Dilansir dari New York Post, Selasa (22/12) pejabat kesehatan dan ilmuwan yang memimpin strategi penanganan pandemi mengatakan varian baru yang dikenal sebutan 501.V2 itu dominan di antara infeksi baru yang dikonfirmasi di Afrika Selatan.
Salim Abdool Karim, Ketua Komite Penasihat Kementerian mengatakan bahwa ini masih sangat awal, tetapi pada tahap ini data awal menunjukkan virus yang sekarang telah mendominasi gelombang kedua dan menyebar lebih cepat dari gelombang sebelumnya.
Dia melanjutkan bahwa negara itu mungkin akan melihat lebih banyak kasus dalam gelombang baru ini dibandingkan gelombang pertamanya. Negara tersebut kini memiliki lebih dari 8.500 orang yang dirawat karena Covid-19, melampaui level tertinggi sebelumnya yakni 8.300 pasien pada Agustus lalu.
Ia Sanne, Anggota Komite Penasihat mengatakan kepada News24 Afrika Selatan bahwa mereka melihat kenaikan yang jauh lebih awal dan lebih tajam dalam gelombang kedua pandemi, melebihi apa yang telah mereka perkirakan.
Strain virus baru – berbeda dengan yang ada di Inggris – tampaknya lebih menulari daripada virus lainnya. Ilmuwan Afrika saat ini sedang mempelajari apakah vaksin untuk Covid-19 juga akan menawarkan perlindungan terhadap varian baru itu.
Beberapa vaksin termasuk yang dikembangkan oleh University of Oxford dan AstraZeneca sedang menjalani uji klinis di Afrika Selatan. Ilmuwan yang mempelajari varian baru menekankan bahwa tindakan pencegahan seperti memakai masker dan menjaga jarak menjadi sangat penting.
Menanggapi situasi gelombang baru itu, pemerintah Afrika Selatan telah memberlakukan pembatasan penguncian lebih ketat, yang mencakup hari dan jam terbatas untuk perdagangan dan penutupan pantai di area yang diidentifikasi sebagai hotspot.