Bisnis.com, JAKARTA – Pakar virus corona terkemuka di Amerika Serikat Anthony Fauci memberikan acungan jempol setelah menerima vaksin Covid-19 baru buatan Moderna. Dia juga mengatakan sangat percaya diri terkait keamanan dan efektivitas vaksin.
Fauci diberi suntikan vaksin di National Institutes of Health (NIH) di Maryland, di mana dia menjabat sebagai direktur pada Selasa waktu setempat. Dia menuturkan ada dua alasan penting kenapa dia harus menjadi yang pertama mendapatkan suntikan vaksin.
“Pertama, saya adalah dokter yang merawat sebagai staf di National Institutes of Health Clinical Center, jadi saya melakukan kontak dengan pasien. [Kedua] yang paling penting adalah sebagai simbol bagi seluruh negeri bahwa saya merasa sangat percaya diri dengan keamanan dan kemanjuran vaksin ini,” katanya seperti dikutip Metro UK, Rabu (23/12).
Fauci menambahkan bahwa dia ingin mendorong semua orang yang memiliki kesempatan mendapatkan vaksinasi untuk turut serta, sehingga masyarakat memiliki selubung perlindungan yang tersedia guna mengakhiri pandemi.
Seorang petugas medis kemudian menggulung lengan kiri Fauci dan memberinya suntikan. Setelahnya, dia mengacungkan dua jempol saat diberikan tepuk tangan setelahnya. Staf NIH telah bekerja sama dengan Moderna untuk mengembangkan vaksin baru yang dinamai mRNA-1273.
Fauci merupakan ahli epidemiologi veteran yang memimpin gugus tugas penanganan virus corona Gedung Putih. Dia juga merupakan pakar Covid yang paling dihormati di Amerika Serikat dan tindakannya bisa sangat berpengaruh terhadap masyarakat.
Oleh sebab itu, keputusannya menerima vaksin di depan umum dimaksudkan untuk menghilangkan ketakutan di antara orang-orang atas cepatnya pengembangan vaksin Covid-19. Sebelumnya, Fauci menegaskan bahwa kemajuan dalam sains memungkinkan pengembangan vaksin dilakukan dengan cepat.
Amerika Serikat saat ini sedang memvaksinasi masyarakat dengan suntikan vaksin Moderna, yang mirip dengan perusahaan saingannya yakni Pfizer. Keduanya membutuhkan dua suntikan dengan selang waktu sekitar 21 hari dan efektivitas lebih dari 90 persen.
Adapun, Donald Trump dipastikan telah kalah dalam pemilihan presiden tahun ini salah satunya akibat penanganan Covid-19 yang morat-marit. Trump disebut cemburu dengan popularitas Fauci, yang telah menerima tawaran Presiden Joe Biden untuk terus memimpin upaya penanganan pandemi Amerika Serikat.