Persentase pemberian ASI eksklusif semakin meningkat selama pandemi virus corona. Kalangan dokter merekomendasikan agar ibu menyusui juga mendapatkan  paket data internet untuk memudahkan konsultasi kesehatan./Istimewa
Health

Pemberian ASI Eksklusif Meningkat, Dokter Sarankan Busui Dapat Kuota Data Gratis

Newswire
Rabu, 20 Januari 2021 - 15:04
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Selama pandemi virus corona, jumlah ibu yang memberikan ASI eksklusif meningkat dari 30-50 persen menjadi 89,4 persen.

Pandemi virus corona (Covid-19) khusus saat pembatasan sosial  berskala besar telah membuat ibu yang bekerja harus work form home. Ketua Tim Peneliti dari Health Collaborative Center (HCC), yang  berprofesi sebagai dokter, Ray W. Basrowi berharap agar para ibu menyusui mendapatkan bantuan langsung berupa kuota data, untuk memudahkan konsultasi dan panduan saat memberikan ASI eksklusif.

"Bantuan langsung salah satunya bisa kuota data untuk konsultasi daring. Pulsa untuk PJJ (Pembelajaran Jarak Jauh) penting, tetapi pulsa untuk konsultasi ibu menyusui juga penting,” katanya di sela media briefing secara daring bertajuk ‘89 persen Ibu Menyusui Selama Masa Pandemi Covid-19 Berhasil Menyusui ASI Secara Eksklusif’, Rabu (20/1/2021).

Ray mengungkapkan pemberian kuota langsung kepada ibu menyusui akan membantu para ibu untuk melakukan ASI eksklusif yang lebih baik.

Rekomendasi yang  disampaikan Ray sejalan dengan hasil dari tim peneliti di HCC yakni oleh Sudigdo Sastroasmoro dan Levina Chandra Khoe yang menemukan pemanfaatan konsultasi layanan kesehatan daring (online) selama masa pandemi virus corona (Covid-19) khususnya ketika PSBB.

Ray dan tim juga menemukan, sebesar 70 persen ibu menyusui (dari 379 orang responden) berkonsultasi laktasi dengan tenaga kesehatan secara daring, terutama melalui aplikasi WhatssApp (sebesar 40 persen).

Menurut Ray merujuk penelitian ini mayoritas responden mengakui layanan kesehatan daring selama masa pandemi sangat membantu dan efektif.

Namun, masih banyak responden yang mengakui terkendala jaringan dan kekhawatiran terhadap kerahasiaan data sebagai faktor yang menghambat kualitas konsultasi menyusui secara daring.

"Itu sebabnya penting bagi pemerintah untuk memastikan aspek aksesibilitas dan kualitas jaringan serta tidak lupa melindungi aspek privasi dan perlindungan data pribadi serta detil medical record pasien yang memanfaatkan fasilitas telekonsultasi," ujar Ray.

Khusus untuk para ibu yang memanfaatkan platform telemedicine, Ray menyarankan mereka memanfaatkan layanan yang terpercaya. Menurut dia, para ibu sebenarnya bisa menggunakan layanan yang di-endorse pemerintah.

"Kalau mau lewat WhatsApp jangan menggunakan perantara telemarketing rumah sakit tetapi langsung ke tenaga kesehatan. Kalau takut kerahasiaan data (tidak terjaga), tidak usah lewat operator. Dokter sekarang terbuka dihubungi lewat WhatsApp. Bidan-bidan, tenaga kesehatan lebih responsif menjawab lewat online," kata Ray.

Penulis : Newswire
Sumber : Antara
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro