Sebagian penghuni panti jompo di Inggris meninggal sebelum dapat suntikan dosis kedua vaksin virus corona (Covid-19)./Ilustrasi/Futuretimeline.net
Health

Puluhan Penghuni Panti Jompo di Inggris Meninggal Sebelum Dapat Dosis Kedua Vaksin Virus Corona

Syaiful Millah
Senin, 25 Januari 2021 - 12:43
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA – Petugas medis di Inggris menyerukan agar interval suntikan kedua vaksin dilakukan lebih cepat, di tengah kekhawatiran bahwa penghuni panti jompo akan sekarat sebelum mereka menerima suntikan lanjutan.

Kebijakan pemerintah Inggris saat ini memaksa pasien menerima dosis kedua vaksin tersebut hingga 12 minggu setelah suntikan pertama. Hal tersebut dilakukan agar suntikan awal bisa menjangkau lebih banyak orang.

Akan tetapi, laporan dari Sunday People menyatakan kepala keperawatan sosial kini memperingatkan bahwa lusinan atau puluhan penghuni panti jompo sedang sekarang karena virus sebelum dapat menerima vaksin kedua.

“Sampai kita mendapatkan rata-rata persentase kekebalan yang benar-benar bisa didapatkan, [apa yang dilakukan saat ini adalah] kita berjudi,” kata salah satu sumber dalam publikasi, seperti dikutip Metro UK, Senin (25/1/2021).

Jumlah kematian di panti jompo yang terkait dengan Covid-19 dalam seminggu terakhir adalah yang tertinggi sejak Mei. Beberapa pasien meninggal telah menerima suntikan vaksin pertama pada Desember dan sedang menunggu dosis kedua.

Chaand Nagpaul, ketua dewan British Medical Association (BMA) menyerukan agar interval vaksin diubah menjadi 6 minggu dari suntikan dosis pertama. Mereka menyebut interval 12 minggu adalah hal yang sulit dibenarkan.

“Sebagian negara di dunia menghadapi tantangan yang mirip Inggris terkait pasokan vaksin yang terbatas dan juga ingin melindungi populasi secara maksimal. Tapi tidak ada negara lain yang mengadopsi pendekatan Inggris,” katanya.

Dia juga mengatakan kepada BBC perlindungan vaksin tidak akan hilang setelah enam minggu, tetapi belum diketahui apakah tingkat perlindungan yang ditawarkan akan bertahan lebih lama. Menurutnya, pemerintah tidak boleh mengekstrapolasi data yang tidak dimiliki.

Kekhawatiran bahwa jenis virus baru yang lebih menular dan mungkin lebih mematikan juga menekan pemerintah Inggris untuk menutup interval antara kedua dosis. Ilmuwan memperkirakan varian baru itu 70 persen lebih menular dan 30 persen lebih mematikan.

Sementara itu, Sir Patrick Vallance, kepala penasehat ilmiah pemerintah menyatakan bahwa jika 1.000 pria berusia 60-an terinfeksi varian lama, kira-kira 100 hari mereka akan meninggal, tetapi dengan jenis baru itu dapat meningkat menjadi 13 orang.

Seorang juru bicara Departemen Kesehatan Inggris mengatakan keputusan untuk mengubah interval dosis vaksin mengikuti peninjauan data secara menyeluruh dan sejalan dengan rekomendasi dari empat kepala petuga medis Inggris.

“Perlindungan setelah dosis satu membutuhkan waktu hingga 3 minggu untuk dimulai dan dampaknya pada penularan belum diketahui sehingga orang-orang penting untuk terus melakukan tindakan pencegahan,” kata juru bicara itu.

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro