Bisnis.com, JAKARTA - Di masa pandemi, masyarakat tidak henti-hentinya disuguhi oleh berita hoaks atau berita bohong yang meresahkan.
Berita-berita mulai efek samping vaksin hingga ramuan obat Covid-19 banyak beredar di masyarakat. Beberapa di antaranya membuat masyarakat takut dan resah. Di Inggris, parlemen membuka layanan pemberitahuan jika masyarakay menemukan hoaks yang beredar di grup aplikasi pesan singkat, seperti WhatsApp.
Sementara itu, di Indonesia, Kemenkominfo selalu hadir membagikan fakta atau melakukan cek fakta atas semua isu yang beredar. Banyak ahli kesehatan, dokter dan kalangan pemerintah mengimbau masyarakat untuk tetap 'higienis' dalam menerima informasi yang beredar.
Berikut ini tips untuk tetap higienis dalam menerima dan merespon informasi:
1. Berhenti dan berpikir ulang
Anda ingin membantu keluarga dan teman dan membuat mereka selalu updated dengan perkembangan terkini. Jadi, saat Anda menerima informasi baru - baik melalui email, WhatsApp, Facebook, atau Twitter - Anda segera meneruskannya kepada mereka.
Nah, Anda disarankan untuk membaca dengan teliti informasi yang diterima, kemudian berpikir dengan jernih. Jika ada keragu-raguan, sebaiknya Anda melakukan pengecekan apakah ke sumber informasi tersebut.
2. Cek sumber Anda
Biasakan untuk mengecek ulang sumber informasai tersebut. Tanyakan kepada pengirim dari mana dia mendapatkan informasi itu. Jika informasi berasal dari temannya teman atau dari tetangganya saudara, sebaiknya Anda waspada dan mencari kebenarannya ke pihak berwenang.
Carilah informasi dari sumber-sumber terpercaya a.l. Kemenkominfo, Satgas Covid-19 atau BNPB.
Para ahli tidak sempurna. Tetapi mereka jauh lebih dapat diandalkan daripada kerabat jauh dari orang asing di WhatsApp.
3. Jika tidak yakin, jangan bagikan
Jangan membagikan informasi apapun jika Anda ragu atau bukan berasal dari sumber yang valid. Anda mungkin akan mendapatkan lebih banyak kerugian daripada kebaikan.
Seringkali kita memposting informasi ke media sosial atau grup chat yang kita tahu ada ahlinya - seperti dokter atau profesional medis, hal itu mungkin sah-sah saja, tetapi pastikan Anda sangat jelas tentang keraguan Anda.
Dan berhati-hatilah, foto atau teks yang Anda bagikan itu nantinya dapat diputarbalikkan konteksnya.
5. Cek fakta
Jika Anda menerima pesan teks atau pesan suara yang telah beredar di WhatsApp berisikan saran atau tips yang dirangkum dari nasihat orang ketiga dari lingkungan pertemanan yang jauh, seperti informasi dari rekan kerja yang memiliki teman yang bekerja di rumah sakit.
Sebaiknya Anda melakukan pengecekan fakta. Bisa jadi daftar tips atau informasi tersebut merupakan campuran dari saran yang akurat dan tidak akurat.
Ketika Anda dikirimi daftar saran yang panjang, mudah untuk mempercayai semuanya hanya karena Anda tahu pasti bahwa salah satu tip di dalamnya adalah benar.
6. Waspadai postingan emosional
Hal-hal yang membuat kita takut, marah, cemas, atau gembira cenderung menjadi viral. "Rasa takut adalah salah satu pendorong terbesar yang memungkinkan misinformasi berkembang," kata Claire Wardle dari First Draft, sebuah organisasi yang membantu jurnalis mengatasi misinformasi online, dikutip dari BBC.
Seruan tindakan yang mendesak dirancang untuk meningkatkan kecemasan, jadi berhati-hatilah.
"Orang-orang ingin membantu orang yang mereka cintai agar tetap aman, jadi saat mereka melihat 'Tips untuk mencegah virus!' atau 'Ambil suplemen kesehatan ini!' orang ingin melakukan apa pun yang mereka bisa untuk membantu," kata Wardle.
#satgascovid19 #ingatpesanibu #pakaimasker #jagajarak #jagajarakhindarikerumunan #cucitangan #cucitangandengansabun