Bisnis.com, JAKARTA - Sejak kemarin, berita diramaikan kabar Ashanty yang saat ini sedang mengalami Covid-19, padahal dia rutin melakukan swab PCR setiap minggu.
Berita tersebut menimbulkan kebingungan di masyarakat mengapa orang yang sudah rutin melakukan PCR setiap minggu masih bisa terkena Covid-19.
Jadi sebetulnya rutin swab PCR atau antigen itu bermanfaat gak sih?
Menurut dr. Adam Prabata PhD Candidate in Medical Science at Kobe University swab PCR hanya menunjukkan
Status terinfeksi pada saat pemeriksaan dilakukan. PCR mendeteksi keberadaan materi gentik virus penyebab covid-19 pada sampel swab. Hasil positif atau negative hanya menandakan kondisi saat diswab, bukan meramalkan kondisi terinfeksi di masa depan.
Bisa saja, Anda baru tertular covid-19 beberapa saat atau beberapa jam setelah swab dilakukan. Risiko false negative PCR yakni sebesar kurang lebih 2,30 persen, sedangkan sensivitas PCR sebanyak kurang lebih 70,98 persen.
Menurutnya, false negatif dapat terjadi karena sebagai berikut:
1. Tes PCR dilakukan terlalu cepat atau terlalu lambat
2. Masalah teknis sejak Swab hingga proses di laboratorium
Hasil PCR negative tidak 100 persen menandakan seseorang sedang tidak terinfeksi covid-19 pada saat pemeriksaan dilakukan.
Menurutnya, hasil PCR negative juga tidak berarti kita tidak akan bebas covid-19 selama beberapa hari ke depan. Pasalnya, hasil PCR negative tidak 100 persen menandakan seseorang tidak terkena covid-19. PCR hanya menunjukkan kondisi terinfkesi pada saat swab dilakukan.
Hasil PCR negative tidak menandakan atau meramalkan seseorang akan bebas dari Covid-19 untuk periode tertentu.
Dia juga memaparkan PCR negative tidak mencegah dari terkena covid-19.
“PCR adalah alat diagnosisi covid-19, bukan untuk metode pencegahan. Hasil PCR Negatif tidak mencegah seseorang dari terken covid-19,” ujarnya dikutip dari akun instagramnya.
Adam memaparkan memeriksa PCR secara rutin di daerah dengan risiko tinggi, dapat menurunkan penularan covid-19 dan berpotensi membantu mengontrol pandemi. Tapi, tidak semua orang mampu melakukan PCR secara rutin karena terkendala biaya.
Bila pemeriksaan rutin PCR rutin dapat dilakukan, terutama bagi orang yang berisiko secara kondisi atau lingkungannya, maka bisa sangat bermanfaat untuk mengontrol pandemi.