Obesitas adalah kondisi yang kompleks, dengan dimensi sosial dan psikologis yang serius, yang mempengaruhi hampir semua kelompok usia dan sosial ekonomi dan mengancam untuk membanjiri negara maju dan berkembang. /who.int
Health

CDC Tegaskan Obesitas Berisiko Mengenaskan Saat Terinfeksi Covid-19

Desyinta Nuraini
Selasa, 9 Maret 2021 - 09:27
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Peneliti di Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC)  menyatakan orang dengan obesitas atau kelebihan berat badan dapat mengalami kondisi yang parah saat terinfeksi virus corona (Covid-19).

Atas temuan ini, mereka kemudian menganjurkan agar orang dengan obesitas dan kelebihan berat badan segera mendapatkan vaksin dan disiplin menerapkan protokol kesehatan.

"Temuan ini menyoroti implikasi klinis dan kesehatan masyarakat dari BMI yang lebih tinggi, termasuk kebutuhan untuk manajemen intensif penyakit terkait Covid-19, prioritas vaksin yang berkelanjutan, dan kebijakan untuk mendukung perilaku sehat," tulis Lyudmyla Kompaniyets, Ketua Tim Respons Covid-19 CDC, dikutip dari Medical Xpress, Selasa (9/3/2021).

Dalam studi tersebut, para peneliti mempelajari data lebih dari 148.000 pasien yang dirawat karena Covid-19 di 238 rumah sakit AS antara Maret dan Desember 2020. Dalam kelompok ini, 28,3 persen mengalami kelebihan berat badan dan 50,8 persen mengalami obesitas.

"Kelebihan berat badan dan obesitas adalah faktor risiko untuk pasien yang membutuhkan ventilasi mekanis invasif, dan obesitas merupakan faktor risiko untuk rawat inap dan kematian,terutama untuk orang di bawah usia 65 tahun," kata tim CDC.

Ketika dokter merencanakan perawatan untuk pasien Covid-19, mereka harus mempertimbangkan risiko hasil yang parah pada pasien dengan BMI yang lebih tinggi, terutama bagi mereka yang mengalami obesitas parah.

Penemuan ini mungkin tidak mengejutkan bagi para dokter yang telah melihat kombinasi mematikan antara obesitas dan infeksi virus corona di bangsal rumah sakit. "Sejak awal pandemi, banyak dari kita yang merawat pasien telah mencatat kecenderungan orang yang obesitas dan kelebihan berat badan untuk menderita penyakit yang lebih parah," kata Dr. Amesh Adalja, seorang sarjana senior di Pusat Keamanan Kesehatan Johns Hopkins, di Baltimore.

Katanya, kondisi ini juga berlaku untuk virus pernapasan lainnya, karena obesitas memang mengganggu kebugaran pernapasan dan memiliki banyak efek metabolik lainnya.

Robert Glatter, dokter pengobatan darurat di Lenox Hill Hospital di New York City, mencatat obesitas sudah menghasilkan efek peradangan dalam tubuh, menempatkan pasien pada posisi yang tidak menguntungkan ketika Covid-19 menyerang.

Glatter mengatakan temuan itu menggarisbawahi pentingnya strategi pencegahan, seperti prioritas dan pemberian vaksin yang berkelanjutan.

Pekan lalu, satu penyelidikan global menemukan bahwa risiko kematian akibat infeksi virus corona sekitar 10 kali lebih tinggi di negara-negara yang sebagian besar penduduknya kelebihan berat badan.

Laporan Federasi Obesitas Dunia menemukan bahwa 88 persen kematian akibat Covid-19 pada tahun pertama pandemi terjadi di negara-negara di mana lebih dari setengah populasinya diklasifikasikan kelebihan berat badan. Memiliki indeks massa tubuh (BMI) di atas 25 dianggap kelebihan berat badan.

Hasilnya mendorong federasi yang berbasis di London itu mendesak pemerintah memprioritaskan orang yang kelebihan berat badan dan obesitas untuk pengujian dan vaksinasi virus corona.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Desyinta Nuraini
Editor : Fatkhul Maskur
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro