Bisnis.com, JAKARTA - Penularan Covid-19 secara airborne tampaknya kurang diperhatikan masyarakat. Padahal, hal ini sangat berpotensi memunculkan klaster.
PhD Candidate in Medical Science at Kobe University dr. Adam Prabata mengatakan diameter droplet airborne kurang dari 5 mikrometer dan mampu menularkan pada jarak lebih dari 1-2 meter. Airborne juga dapat bertahan di udara dalam waktu lama.
Penularan Covid-19 secara airborne potensial terjadi pada ruangan tertutup dengan ventilasi dan sirkulasi udara yang buruk, seperti kantor, instansi pemerintah, restoran, hingga sekolah saat dibuka kembali.
Udara yang terkontaminasi virus tidak berputar di dalam ruangan sehingga partikel virus lebih cepat terdilusi.
"Droplet bucket (droplet penularan airborne) akan terdistribusi random ke seluruh bagian ruangan," ujar Adam dalam akun Instagramnya, Selasa (16/3/2021).
Kata Adam, ada sejumlah cara untuk mengoptimalkan ventilasi dan sirkulasi udara di ruang tertutup. Antara lain selalu maintenance alat sirkulasi udara di ruangan. Kemudian menggunakan air purifier dengan HEPA filter.
Cara berikutnya yakni dengan memasang HEPA filter di sistem ventilasi. Selanjutnya pasang lampu UV-C di sistem ventilasi. Atau, mengganti sistem ventilasi dan sirkulasi dengan sistem yang memungkinkan adanya pertukaran dengan udara luar.
Kendati demikian Adam menegaskan bahwa mengoptimalkan ventilasi dan sirkulasi udara bukan solusi mujarab yang 100 persen bisa mencegah penularan Covid-19 di dalam ruangan. "Protokol kesehatan lainnya tetap harus dilakukan secara maksimal," tutupnya.