Bisnis.com, JAKARTA - Spanyol mulai menyelidiki tiga kasus penggumpalan darah (trombosis) pasca penyuntikan vaksin AstraZeneca. Adapun salah satunya dinyatakan meninggal dunia.
The Spanish Agency for Medicine and Health ProductsPengumuman (AEMPS) yang akan melakukan penyelidikan ini. Keputusan tersebut diambil dua hari setelah pemerintah menangguhkan penggunaan vaksin sebagai tindakan pencegahan penambahan kasus serupa.
"Itu bisa terkait dengan vaksin atau tidak. Apa yang kami ketahui bahwa dalam tiga kasus ini terdapat hubungan temporal tetapi belum ditetapkan bahwa ada hubungan sebab akibat," ujar Menteri Kesehatan Spanyol Carolina Darias dikutip dari Medical Xpress, Kamis (18/3/2021).
Baca Juga Jelang Kedaluarsa, Kemenkes Optimistis 1,1 Juta Dosis Vaksin Astrazeneca Habis Terpakai Mei 2021 |
---|
Darias menyebut sejauh ini Spanyol mencatat hanya tiga kasus trombosis dari 975.661 orang yang menerima vaksin AstraZeneca. Sementara dari surat kabar setempat, orang yang meninggal pasca disuntik vaksin AstraZeneca adalah seorang guru matematika berusia 43 tahun di kota selatan Marbella tanpa kondisi kesehatan yang mendasarinya alias komorbid.
Dia menderita pendarahan otak dan mengeluh sakit kepala setelah menerima suntikan vaksin AstraZeneca, tetapi dokter menghubungkannya dengan efek samping normal yang terkait dengan vaksin.
Keputusan Spanyol untuk menangguhkan semua suntikan AstraZeneca diambil beberapa jam setelah Jerman, Prancis dan Italia mengumumkan langkah serupa terkait kekhawatiran vaksin dapat menghasilkan efek samping yang serius seperti pembekuan darah yang dapat menyebabkan pembengkakan, serangan jantung, dan pendarahan.
Dalam sebuah pernyataan, AEMPS mengatakan penyelidik sedang mengumpulkan lebih banyak informasi dan melakukan penyelidikan menyeluruh.
Di sisi lain, EMA mengadakan pertemuan luar biasa Kamis kemarin untuk menyelesaikan kesimpulan tentang masalah pembekuan darah dan membuat rekomendasi yang diperlukan untuk tindakan lebih lanjut.