Bisnis.com, JAKARTA- Akhir-akhir ini muncul pertanyaan di masyarakat termasuk tenaga kesehatan mengenai boleh tidaknya memberikan jenis vaksin yang berbeda pada suntikan pertama dan kedua. Hal itu dilatarbelakangi oleh masih terbatasnya vaksin covid-19 yang tersedia di Indonesia dengan jumlah masyarakat yang akan divaksin.
Melalui unggahan di instagram pribadinya, Dokter Adam Prabata mengatakan bahwa pemberian vaksin dosis pertama dan dosis kedua harus dengan jenis vaksin yang sama.
“Sasaran yang mendapatkan Coronavac (Sinovac) untuk dosis pertama dapat diberikan Cov2Bio (vaksin Sinovac yang diolah Biofarma) untuk dosis kedua karena kandungannya sama,” tulis Dokter Adam yang dikutip Bisnis, (8/4).
Hingga saat ini, belum ada hasil uji klinis mengenai pemberian suntikan/dosis pertama dan kedua vaksin covid-19 yang berbeda. Dengan kata lain, keamanan dan efektivitas pemberian suntikan/dosis pertama dan kedua vaksin covid-19 yang berbeda belum diketahui.
Adam lebih lanjut menjelaskan bahwa saat ini sedang diselenggarakan uji klinis (Penelitian Com-COV) dengan mengombinasikan vaksin covid-19 dari AstraZeneca dan Pzifer di Inggris dan belum ada hasil uji klinisnya.
“Sesuai dengan keputusan Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes No HK.02.02/4/423/2021, pemberian vaksin covid-19 yang berbeda pada suntikan/ dosis pertama dan kedua tidak diperbolehkan,” tulis Adam.
Uji klinis mengenai covid-19 yang berbeda pada suntikan/dosis pertama dan kedua masih belum selesai sehingga keamanan dan efektivitasnya belum diketahui.